31 Mei 2009

Saudagar Tomat Ngak Punya E-mail dan Face Book



Pada suatu ketika ada seorang anak muda yang berasal dari kampung dan bermodalkan lulusan SMP mencoba mengadu nasib di Jakarta. Dia melamar ke sebuah perusahaan komputer terkemuka di dunia yang berkantor di Jakarta sebagai office boy atau tukang sapu.

HRD : Anak muda kamu ingin bekerja di sini ?

Anak Muda : Iya Pak, saya mau bekerja sebagai tukang sapu saja di kantor ini

HRD : Baiklah kalau begitu saya akan berikan test tertulis kepada Anda.

Maka test tertulis pun diberikan kepada si anak muda dan terlihat dia bisa mengerjakan test tersebut dengan sangat baik. Setelah waktu mengerjakan test telah usai maka anak muda inipun diminta untuk pulang dan menunggu hasilnya dalam 1 minggu ke depan.

Satu minggu akhirnya berlalu dan anak muda ini dengan penuh keyakinan datang ke perusahaan komputer tersebut untuk memastikan dia bisa bekerja di sana.

Anak Muda : Pak bagaimana hasil test saya ?

HRD : Anak muda hasil test anda sangat baik tapi mohon maaf saat ini kami tidak bisa menerima anda

bekerja di tempat kami.

Dengan sangat terkejut dia bertanya :

Anak Muda : ‘kenapa saya tidak diterima padahal hasil test saya sangat baik?’

HRD : Anak muda di formulir data karyawan ada tertulis alamat email dan face book tetapi ternyata anda

tidak mengisinya pada saat itu !

Anak Muda : Memangnya email dan facebook itu apa Pak, saya tidak punya email dan facebook sehingga

saya tidak tahu harus isi apa !

HRD : Karena itulah anak muda, sistem di kantor kami yang menolak anda, karena semua orang di sini

harus mempunyai email pribadi dan facebook.

Dengan perasaan sedih akhirnya diapun meninggalkan perusahaan tersebut dan terus terbayang kata ‘email dan facebook’ dalam benaknya yang membuat dia gagal di perusahaan tersebut. Karena kecewa diapun akhirnya pulang kembali ke kampung dan dengan sisa semangatnya di mencoba bercocok tanam sebagai lahan kehidupannya.

Lima tahun kemudian di sebuah kampung ada seorang saudagar tomat yang sangat sukses, berita kesuksesannya bahkan sudah menyebar ke kota. Kemudian pada suatu hari ada seorang wartawan perempuan yang berkunjung ke kampung tersebut dan akhirnya bertemu dengan saudagar tomat yang sangat sukses tersebut.

Wartawan : Pak apakah bisa ceritakan bagaimana perjalanan hidup Bapak sehingga bisa menjadi saudagar

tomat yang sangat sukses seperti ini ?

Saudagar Tomat inipun bercerita banyak kepada sang wartawan dan kemudian pada akhir wawancara :

Wartawan : Pak terima kasih atas ceritanya, apakah Bapak punya email atau facebook supaya nanti kami

mudah untuk berkomunikasi dengan Bapak ?


Mendengar kata ‘email dan facebook’ dia mengkerutkan dahinya sambil berkata :

Anak muda : ‘Ibu Wartawan, saya tidak punya email/facebook dan kalaupun saya mempunyai email dan

facebook dalam hidup ini mungkin saya tidak bisa menjadi saudagar tomat yang sukses di

kampung ini dan saya mungkin hanyalah menjadi seorang tukang sapu di Jakarta.

Krisis mungkin sedang melanda kita saat ini, kita menjadi orang yang sukses atau tidak tergantung bagaimana kita memandang dan menyikapi krisis ini. Kalau kita yakin kita bisa melewatinya maka krisis menjadi batu loncatan besar bagi hidup kita untuk menjadi lebih baik tetapi kalau kita hanya berpikir negatif dan akhirnya bertindak negatif maka krisis inilah yang akan menghancurkan hidup kita. Kegagalan bisa jadi sukses yang tertunda, yang penting tetap semangat, fokus dan terus berusaha mengejar mimpi agar menjadi kenyataan.

Fakta tentang orang2 yang dianggap gagal :

  1. Alexander Graham Bell pernah disarankan oleh seorang pegawai bank yang sedang marah supaya membuang “barang mainan itu” dan ternyata barang mainan tersebut adalah telepon.
  2. Ide mesin foto copy Xerox pernah ditolak 20 perusahaan, hanya setelah 7 tahun ditolak barulah diterima.
  3. Walt Disney pernah dipecat oleh seorang redaktur surat kabar karena kekurangan ide
  4. Thomas Alva Edison (penemu lampu pijar), Albert Einstein (penemu teori relativitas dan bom atom) serta Isaac Newton (penemu hukum gravitasi dan kalkulus ) adalah murid yang dikatakan gurunya bodoh dikelasnya tapi saat ini dunia mengakuinya sebagai manusia cerdas yang pernah lahir dimuka bumi.
  5. Henry Ford pengusaha automotif terkemuka di Amerika ternyata pernah bangkrut selama 5 kali.

Kunci keberhasilan mereka ternyata hanya 2 kata yaitu : SABAR dan TEKUN.


BATU KECIL



Seorang pekerja pada proyek bangunan memanjat ke atas tembok yang sangat tinggi. Pada suatu saat ia harus menyampaikan pesan penting kepada teman kerjanya yang ada di bawahnya.
Pekerja itu berteriak-teriak, tetapi temannya tidak bisa mendengarnya karena suara bising dari mesin-mesin dan orang-orang yang bekerja, sehingga usahanya sia-sia saja.

Oleh karena itu untuk menarik perhatian orang yang ada di bawahnya, ia mencoba melemparkan uang logam di depan temannya. Temannya berhenti bekerja, mengambil uang itu
lalu bekerja kembali. Pekerja itu mencoba lagi, tetapi usahanya yang kedua pun memperoleh hasil yang sama. Tiba-tiba ia mendapat ide. Ia mengambil batu kecil lalu melemparkannya ke arah orang itu. Batu itu tepat mengenai kepala temannya, dan karena merasa sakit, temannya menengadah ke atas? Sekarang pekerja itu dapat menjatuhkan catatan yang berisi pesannya.

Allah kadang-kadang menggunakan cobaan-cobaan ringan untuk membuat kita menengadah kepadaNya. Seringkali Allah melimpahi kita dengan rahmat, tetapi itu tidak cukup untuk membuat kita menengadah kepadaNya. Karena itu, agar kita selalu mengingat kepadaNya, Allah sering menjatuhkan "batu kecil" kepada kita. Maka pilih mana kita mau diberi?


PELAJARAN DARI SANG KELEDAI


Suatu hari keledai milik seorang petani jatuh ke dalam sumur. Sementara si petani, sang pemiliknya, memikirkan apa yang harus dilakukannya.Akhirnya, ia memutuskan bahwa hewan itu sudah tua dan sumur juga perlu ditimbun karena berbahaya. Jadi tidak berguna
menolong si keledai. Ia mengajak tetangganya untuk membantu-nya. Mereka membawa sekop dan mulai menyekop tanah ke dalam sumur.

Ketika si keledai menyadari apa yang sedang terjadi, ia meronta-ronta. Tetapi kemudian, ia menjadi diam. Setelah beberapa sekop tanah dituangkan ke dalam sumur, si petani melihat ke dalam sumur dan tercengang melihatnya.Walaupun punggungnya terus ditimpa oleh bersekop-sekop tanah dan kotoran, si keledai melakukan sesuatu yang menakjubkan.Ia mengguncang-guncangkan badannya agar tanah yang menimpa punggungnya turun ke bawah, lalu menaiki tanah itu. Si petani terus menuangkan tanah kotor ke atas punggung hewan
itu, namun si keledai juga terus menguncangkan badannya dan kemudian melangkah naik. Si keledai akhirnya bisa meloncat dari sumur dan kemudian melarikan diri.

Sahabat, kehidupan terus saja menuangkan tanah dan kotoran kepada kita, segala macam tanah dan kotoran. Cara untuk keluar dari "sumur" (kesedihan dan masalah) adalah dengan menguncangkan segala tanah dan kotoran dari diri kita (pikiran dan hati kita) dan melangkah naik dari "sumur" dengan menggunakan hal-hal tersebut sebagai pijakan.

Setiap masalah-masalah kita merupakan satu batu pijakan untuk melangkah. Kita dapat keluar dari "sumur" yang terdalam dengan terus berjuang, jangan pernah menyerah. Guncangkanlah hal-hal negatif yang menimpa dan melangkahlah naik.




Ibunda, Kenapa Engkau Menangis


Suatu ketika, ada seorang anak laki-laki yang bertanya kepada ibunya. "Ibu, mengapa Ibu menangis?". Ibunya menjawab, "Sebab, Ibu adalah seorang wanita, Nak". "Aku tak mengerti" kata si anak lagi. Ibunya hanya tersenyum dan memeluknya erat. "Nak, kamu memang tak akan pernah mengerti...."

Kemudian, anak itu bertanya pada ayahnya. "Ayah, mengapa Ibu menangis? Sepertinya Ibu menangis tanpa ada sebab yang jelas?"Sang ayah menjawab, "Semua wanita memang menangis tanpa ada alasan". Hanya itu jawaban yang bisa diberikan ayahnya.
Lama kemudian, si anak itu tumbuh menjadi remaja dan tetap bertanya-tanya, mengapa wanita menangis.

Pada suatu malam, ia bermimpi dan bertanya kepada Tuhan."Ya Allah, mengapa wanita mudah sekali menangis?"Dalam mimpinya, Tuhan menjawab,"Saat Kuciptakan wanita, Aku membuatnya menjadi sangat utama.Kuciptakan bahunya, agar mampu menahan seluruh beban dunia dan isinya, walaupun juga, bahu itu harus cukup nyaman danlembut untuk menahan kepala bayi yang sedang tertidur.

Kuberikan wanita kekuatan untuk dapat melahirkan, danmengeluarkan bayi dari rahimnya, walau, seringkali pula, ia kerap berulangkali menerima cerca dari anaknya itu.

Kuberikan keperkasaan, yang akan membuatnya tetap bertahan, pantang menyerah, saat semua orang sudah putus asa.

Pada wanita, Kuberikan kesabaran, untuk merawat keluarganya, walau letih, walau sakit, walau lelah, tanpa berkeluh kesah.

Kuberikan wanita, perasaan peka dan kasih sayang, untuk mencintai semua anaknya, dalam kondisi apapun, dan dalam situasi apapun. Walau, tak jarang anak-anaknya itu melukai perasaannya, melukai hatinya. Perasaan ini pula yang akan memberikan kehangatan pada
bayi-bayi yang terkantuk menahan lelap. Sentuhan inilah yang akan memberikan kenyamanan saat didekap dengan lembut olehnya.

Kuberikan wanita kekuatan untuk membimbing suaminya, melalui masa-masa sulit, dan enjadi pelindung baginya. Sebab, bukankah tulang rusuklah yang melindungi setiap hati dan
jantung agar tak terkoyak?Kuberikan kepadanya kebijaksanaan, dan kemampuan untuk
memberikan pengertian dan menyadarkan, bahwa suami yang baik adalah yang tak pernah melukai istrinya. Walau, seringkali pula, kebijaksanaan itu akan menguji setiap kesetiaan yang
diberikan kepada suami, agar tetap berdiri, sejajar, saling melengkapi, dan saling menyayangi.

Dan, akhirnya, Kuberikan ia air mata agar dapat mencurahkanperasaannya. Inilah yang khusus Kuberikan kepada wanita, agar dapat digunakan kapanpun ia inginkan. Hanya inilah kelemahan yang dimiliki wanita, walaupun sebenarnya, air mata ini adalah air mata kehidupan".

Maka, dekatkanlah diri kita pada sang Ibu kalau beliau masih hidup



HARI INI ADALAH ABADI


Seorang bijak pernah berkata, bahwa ada dua hari dalam hidup ini yang sama sekali tak perlu anda khawatirkan.

Yang pertama: hari kemarin. Anda tak bisa mengubah apa pun yang telah terjadi. Anda tak bisa menarik perkataan yang telah terucapkan. Anda tak mungkin lagi menghapus kesalahan; dan mengulangi kegembiraan yang anda rasakan kemarin. Biarkan hari kemarin lewat; lepaskan saja.

Yang kedua: hari esok. Hingga mentari esok hari terbit, anda tak tahu apa yang akan terjadi. Anda tak bisa melakukan apa-apa esok hari. Anda tak mungkin sedih atau ceria di esok hari. Esok hari belum tiba; biarkan saja. Yang tersisa kini hanyalah hari ini. Pintu masa lalu telah tertutup; pintu masa depan pun belum tiba. Pusatkan saja diri anda untuk hari ini. Anda dapat mengerjakan lebih banyak hal hari ini bila anda mampu memaafkan hari kemarin dan melepaskan ketakutan akan esok hari. Hiduplah hari ini. Karena, masa lalu dan masa depan hanyalah permainan pikiran yang rumit.

Hiduplah apa adanya. Karena yang ada hanyalah hari ini; hari ini yang abadi.

29 Mei 2009

Kisah Karpet Kotor


Ada seorang ibu rumah tangga yang memiliki 4 anak laki-laki. Urusan belanja, cucian, makan, kebersihan & kerapihan rumah dapat ditanganinya dengan baik. Rumah tampak selalu rapih, bersih & teratur dan suami serta anak-anaknya sangat menghargai pengabdiannya itu. Cuma ada satu masalah, ibu yang pembersih ini sangat tidak suka kalau karpet di rumahnya kotor. Ia bisa meledak dan marah berkepanjangan hanya gara-gara melihat jejak sepatu di atas karpet, dan suasana tidak enak akan berlangsung seharian. Padahal, dengan 4 anak laki-laki di rumah, hal ini mudah sekali terjadi dan menyiksanya. Atas saran keluarganya, ia pergi menemui seorang psikolog bernama Virginia Satir, dan menceritakan masalahnya. Setelah mendengarkan cerita sang ibu dengan penuh perhatian, Virginia Satir tersenyum & berkata kepada sang ibu: "Ibu harap tutup mata ibu dan bayangkan apa yang akan saya katakan" Ibu itu kemudian menutup matanya. "Bayangkan rumah ibu yang rapih dan karpet ibu yang bersih mengembang, tak ternoda, tanpa kotoran, tanpa jejak sepatu, bagaimana perasaan ibu?" Sambil tetap menutup mata, senyum ibu itu merekah, mukanya yang murung berubah cerah. Ia tampak senang dengan bayangan yang dilihatnya. Virginia Satir melanjutkan; "Itu artinya tidak ada seorangpun di rumah ibu. Tak ada suami, tak ada anak-anak, tak terdengar gurau canda dan tawa ceria mereka. Rumah ibu sepi dan kosong tanpa orang-orang yang ibu kasihi". Seketika muka ibu itu berubah keruh, senyumnya langsung menghilang, nafasnya mengandung isak. Perasaannya terguncang. Pikirannya langsung cemas membayangkan apa yang tengah terjadi pada suami dan anak-anaknya. "Sekarang lihat kembali karpet itu, ibu melihat jejak sepatu & kotoran di sana, artinya suami dan anak-anak ibu ada di rumah, orang-orang yang ibu cintai ada bersama ibu dan kehadiran mereka menghangatkan hati ibu". Ibu itu mulai tersenyum kembali, ia merasa nyaman dengan visualisasi tsb. "Sekarang bukalah mata ibu" Ibu itu membuka matanya "Bagaimana, apakah karpet kotor masih menjadi masalah buat ibu?" Ibu itu tersenyum dan menggelengkan kepalanya. "Aku tahu maksud anda" ujar sang ibu, "Jika kita melihat dengan sudut yang tepat, maka hal yang tampak negatif dapat dilihat secara positif". Sejak saat itu, sang ibu tak pernah lagi mengeluh soal karpetnya yang kotor, karena setiap melihat jejak sepatu disana, ia tahu, keluarga yang dikasihinya ada di rumah.


28 Mei 2009

Anda Bisa Melompat Lebih Tinggi



Seekor belalang yang baru keluar dari kotak yang mengurungnya. Dalam perjalan ia sangat keheranan ketika bertemu dengan seekor belalang lain yang mampu melompat lebih tinggi dari lompatannya. Dengan penasaran ia menghampiri belalang itu, dan bertanya, "Mengapa kau bisa melompat lebih tinggi dan lebih jauh, padahal kita tidak jauh berbeda dari usia ataupun bentuk tubuh ?". Belalang itu pun menjawabnya dengan pertanyaan, "Dimanakah kau selama ini tinggal? Karena semua belalang yang hidup di alam bebas pasti bisa melakukan seperti yang aku lakukan". Saat itu si belalang baru tersadar bahwa selama ini ia tinggal terkurung dalam sebuah kotak kecil. Kotak kecil itulah yang membuat lompatannya tidak sejauh dan setinggi belalang lain yang hidup di alam bebas.

Sahabat yang baik, tidakkah Anda pernah bertanya kedalam nurani Anda sendiri, bahwa Anda sesungguhnya bisa "melompat lebih tinggi” dari batas lompatan Anda saat ini ? Apakah Anda pernah merenungkan sejenak, bahwa sesungguhnya ada potensi kekuatan luar biasa dalam diri Anda yang menunggu untuk dibangkitkan dalam diri Anda ? Kalau Anda mau berhenti sejenak untuk menggeser "kotak" dalam pikiran Anda, pasti Anda akan menemukan potensi luar biasa dalam diri Anda. Nah sekarang Anda pasti bisa melompat lebih tinggi.


CERITA DARI GUNUNG



Seorang bocah mengisi waktu luang dengan kegiatan mendaki gunung bersama ayahnya. Entah mengapa, tiba-tiba si bocah tersandung akar pohon dan jatuh. "Aduhh!" jeritannya memecah
keheningan suasana pegunungan. Si bocah amat terkejut, ketika ia mendengar suara di kejauhan menirukan teriakannya persis sama, "Aduhh!". Dasar anak-anak, ia berteriak lagi, "Hei! Siapa kau?" Jawaban yang terdengar, "Hei! Siapa kau?" Lantaran kesal mengetahui suaranya selalu ditirukan, si anak berseru, "Pengecut kamu!" Lagi-lagi ia terkejut ketika suara dari sana membalasnya dengan umpatan serupa. Ia bertanya kepada sang ayah, "Apa yang terjadi?" Dengan penuh kearifan sang ayah tersenyum, "Anakku, coba perhatikan." Lelaki itu berkata keras, "Saya kagum padamu!" Suara di kejauhan menjawab, Saya kagum padamu!" Sekali lagi sang ayah berteriak "Kamu sang juara!" Suara itu menjawab, "Kamu sang juara!" Sang bocah sangat keheranan, meski demikian ia tetap belum mengerti. Lalu sang ayah menjelaskan, "Suara itu adalah gema, tapi sesungguhnya itulah kehidupan."


Kehidupan memberi umpan balik atas semua ucapan dan tindakanmu. Dengan kata lain, kehidupan kita adalah sebuah pantulan atau bayangan atas tindakan kita. Bila kamu ingin mendapatkan lebih banyak cinta di dunia ini, ya ciptakan cinta di dalam hatimu.Bila kamu menginginkan tim kerjamu punya kemampuan tinggi, ya tingkatkan kemampuan itu. Hidup akan memberikan kembali segala sesuatu yang telah kau berikan kepadanya. Ingat, hidup bukan sebuah kebetulan tapi sebuah bayangan dirimu.


KISAH SESENDOK MADU



Kisah ini tentang seorang raja dan sesendok madu. Alkisah, pada suatu ketika seorang raja ingin menguji kesadaran warganya. Raja memerintahkan agar setiap orang, pada suatu malam yang telah ditetapkan, membawa sesendok madu untuk dituangkan dalam sebuah bejana yang telah disediakan di puncak bukit ditengah kota. Seluruh warga kota pun memahami benar perintah tersebut dan menyatakan kesediaan mereka untuk melaksanakannya.

Tetapi dalam pikiran seorang warga kota bernama Fulan terlintas suatu cara untuk mengelak, “Aku akan membawa sesendok penuh, tetapi bukan madu. Aku akan membawa air dan Kegelapan malam akan melindungi dari pandangan mata seseorang. Sesendok airpun tidak akan mempengaruhi bejana yang kelak akan diisi madu oleh seluruh warga kota.”

Tibalah waktu yang telah ditetapkan. Apa yang kemudian terjadi? Seluruh bejana ternyata penuh dengan air. Rupanya semua warga kota berpikiran sama dengan si Fulan. Mereka mengharapkan warga kota yang lain membawa madu sambil membebaskan diri dari tanggung jawab.

Terkait dengan nasihat Mayke maka “Mulailah dari dirimu sendiri ” adalah nasihat yang baik. Setiap orang adalah pemimpin dan bertanggung jawab atas yang dipimpinnya, ini berarti bahwa setiap orang harus tampil terlebih dahulu. Sang Raja tidak hanya memerintah tapi harus tampil memberi contoh untuk mengisi madu dengan sendoknya terlebih dahulu dan rakyatnya dengan penuh kesadaran bertanggung jawab terhadap komitmennya terhadap kerajaan memberikan yang terbaik untuk sang Raja. Sikap mental demikianlah yang dapat menjadikan bejana sang Raja penuh dengan madu bukan air, apalagi racun.


Manusia Sempurna


Ini kisah perjumpaan dua orang sahabat yang sudah puluhan tahun terpisahkan hidupnya. Mereka kangen-kangenan, ngobrol ramai sambil minum kopi disebuah kafe. Awalnya topik yang dibicarakan adalah soal-soal nostalgia zaman sekolah dulu, namun pada akhirnya menyangkut kehidupan mereka sekarang ini.


'Ngomong-ngomong, mengapa sampai sekarang kamu belum juga menikah?' ujar seorang kepada temannya yang sampai sekarang membujang. 'Sejujurnya sampai saat ini saya terus mencari wanita yang sempurna. Itulah sebabnya saya masih melajang. Dulu di Bandung, saya berjumpa dengan seorang gadis cantik yang amat pintar. Saya pikir ini adalah wanita ideal yang cocok untuk menjadi istriku. Namun ternyata di masa pacaran ketahuan bahwa ia sangat sombong. Hubungan kami putus sampai di situ.

'Di Jakarta, saya ketemu seorang wanita rupawan yang ramah dan dermawan. Pada perjumpaan pertama, aku kasmaran. Hatiku berdesir kencang, inilah wanita idealku. Namun ternyata belakangan saya ketahui, ia banyak tingkah dan tidak bertanggung jawab.

'Saya terus berupaya mencari. Namun selalu saya temukan kelemahan dan kekurangan pada wanita yang saya taksir. Sampai pada suatu hari, saya bersua wanita ideal yang selama ini saya dambakan. Ia demikian cantik, pintar,baik hati, dermawan, dan suka humor. Saya pikir, inilah pendamping hidup yang dikirim Tuhan.'

'Lantas,' sergah temannya yang dari tadi tekun mendengarkan, 'Apa yang terjadi? Mengapa kau tidak segera meminangnya?'

Yang ditanya diam sejenak. Suasana hening. Akhirnya dengan suara lirih, sang bujangan menjawab, 'Baru belakangan aku ketahui bahwa ia juga sedang mencari pria yang sempurna.'




Mari Ubah Dunia, Mulai Diri Sendiri


Setiap harinya kita mau dunia menuruti kita. Seringkali kita merasa dunia tidak adil, karena banyak faktor yang tidak mendukung perbuatan kita. Lingkungan kerja yang tidak kondusif. Bos yang memberi gaji rendah. Beberapa teman yang meremehkan kemampuan kita. Keluarga yang tidak harmonis. Bahkan Alam pun telah mulai membenci kita dengan gempa, tsunami, banjir, dll.

Seringkali kita menyalahkan orang lain, lingkungan, alam, bahkan Tuhan. Pernahkah berpikir kalau kita juga punya andil disetiap perubahan yang terjadi di dunia? Perubahan untuk menjadi lebih buruk, ataupun menjadi lebih baik. Seringkali kita hanya bisa mengeluh tanpa memperbaiki diri. Dunia adalah tempat tinggal yang terbaik untuk kita, jika kita dapat memulai setiap harinya dengan senyuman. Sehingga kita bisa mengakhiri hari dengan senyuman pula.

Yakinlah bahwa setiap orang bisa membantu orang lain untuk menjadi lebih baik. Senyum kita dapat membuat orang lain merasa nyaman. Pujian kita dapat membuat orang lain merasa dihargai. Uluran tangan kita dapat membuat umur seseorang bertambah panjang. Sebarkan pesan ini dan mulailah mengubah dunia.

Kampanye ini terinspirasi dari beberapa kasus banyaknya orang yang hanya bisa mengeluh tanpa diiringi perbuatan memperbaiki diri.

Jika anda merasa se ide, silahkan bergabung dengan cara:

Ikut menyebarkan pesan singkat berikut ini di blog / website / E-mail atau setiap bentuk komunikasi anda terhadap orang lain dimanapun mereka berada mulai dari di rumah, jalan, bus, mobil, kereta, kantor dll.:

MARI UBAH DUNIA, MULAI DIRI SENDIRI-Jangan anggap remeh setiap kebaikan kecil yang telah kita buat setiap harinya. Bisa jadi itu merupakan hal BESAR bagi orang lain. Peduli dan berempati dengan orang lain. Mari kita jadikan dunia kita sebagai tempat tinggal yang lebih baik.



Mampukah Kita Mencintai Tanpa Syarat?




Bapak Eko Pratomo, Direktur Fortis Asset Management

yang sangat terkenal di kalangan Pasar Modal dan Investment,

beliau juga sangat sukses dalam memajukan industri Reksadana di Indonesia.

Dilihat dari usianya beliau sudah tidak muda lagi, usia yang sudah senja, Pak Suyatno 58 tahun,

kesehariannya diisi dengan merawat istrinya yang sakit dan sudah tua. Mereka menikah sudah lebih 32 tahun.

Mereka dikarunia 4 orang anak. Disinilah awal cobaan menerpa,

setelah istrinya melahirkan anak ke empat tiba-tiba kakinya lumpuh dan tidak bisa digerakkan.

Itu terjadi selama 2 tahun. Menginjak tahun ke tiga seluruh tubuhnya menjadi lemah bahkan terasa tidak bertulang.

Dan lidahnyapun sudah tidak bisa digerakkan lagi.

Setiap hari Pak Suyatno memandikan, membersihkan kotoran, menyuapi, dan mengangkat istrinya keatas tempat tidur.

Sebelum berangkat kerja dia letakkan istrinya di depan TV supaya istrinya tidak merasa kesepian.

Walau istrinya tidak dapat bicara tapi dia selalu melihat istrinya tersenyum.

Untunglah tempat usaha Pak Suyatno tidak begitu jauh dari rumahnya

sehingga siang hari dia pulang untuk menyuapi istrinya makan siang.

Sorenya dia pulang memandikan istrinya, mengganti pakaian dan selepas maghrib dia temani istrinya nonton televisi

sambil menceritakan apa-apa saja yang dia alami seharian.

Walaupun istrinya hanya bisa memandang tapi tidak bisa menanggapi,

Pak Suyatno sudah cukup senang bahkan dia selalu menggoda istrinya setiap berangkat tidur.

Rutinitas ini dilakukan Pak Suyatno lebih kurang 25 tahun, dengan sabar dia merawat istrinya

bahkan sambil membesarkan ke empat buah hati mereka, sekarang anak-anak mereka sudah dewasa tinggal si bungsu yg masih kuliah.

Pada suatu hari, ke empat anak Suyatno berkumpul di rumah orang tua mereka sambil menjenguk ibunya.

Karena setelah anak mereka menikah sudah tinggal dengan keluarga masing-masing

dan Pak Suyatno memutuskan ibu mereka dia yang merawat, yang dia inginkan hanya satu , semua anaknya berhasil.

Dengan kalimat yg cukup hati-hati, anak yang sulung berkata "Pak, kami ingin sekali merawat Ibu semenjak kami kecil

melihat Bapak merawat Ibu tidak ada sedikitpun keluhan keluar dari bibir Bapak. Bahkan Bapak tidak izinkan kami menjaga Ibu".

Dengan air mata berlinang anak itu melanjutkan kata-katanya.,"Sudah yg keempat kalinya kami mengizinkan Bapak menikah lagi,

kami rasa Ibupun akan mengijinkannya, kapan Bapak menikmati masa tua Bapak dengan berkorban seperti ini kami sudah
tidak tega melihat Bapak, kami janji kami akan merawat Ibu sebaik-baik secara bergantian .

Pak Suyatno menjawab hal yang sama sekali tidak diduga anak-anak mereka.

"Anak-anakku, jikalau perkawinan dan hidup di dunia ini hanya untuk nafsu,

mungkin Bapak akan menikah, tapi ketahuilah dengan adanya Ibu kalian di sampingku itu sudah lebih dari cukup,

dia telah melahirkan kalian". Sejenak kerongkongannya tersekat.

"Kalian yang selalu kurindukan hadir di dunia ini dengan penuh cinta yg tidak satupun dapat menghargai dengan apapun.

Coba kalian tanya Ibumu apakah dia menginginkan keadaannya seperti ini?


Kalian menginginkan Bapak bahagia, apakah batin Bapak bisa bahagia meninggalkan Ibumu dengan keadaanya sekarang,

kalian menginginkan Bapak yg masih diberi Tuhan kesehatan dirawat oleh orang lain, bagaimana dengan Ibumu yg masih sakit."

Sejenak meledaklah tangis anak-anak Pak Suyatno merekapun melihat butiran-butiran kecil jatuh di pelupuk mata Ibu Suyatno.

Dengan pilu ditatapnya mata suami yg sangat dicintainya itu.

Sampailah akhirnya Pak Suyatno diundang oleh salah satu stasiun TV swasta untuk menjadi nara sumber

dan merekapun mengajukan pertanyaan kepada Suyatno kenapa mampu bertahan selama 25 tahun

merawat sendiri Istrinya yang sudah tidak bisa apa-apa. Di saat itulah meledak tangis beliau dengan tamu yg hadir di studio.

Kebanyakan kaum perempuanpun tidak sanggup menahan haru.

Disitulah Pak Suyatno bercerita. "Jika manusia didunia ini mengagungkan sebuah cinta dalam perkawinannya,

tetapi tidak mau memberi (memberi waktu, tenaga, pikiran, perhatian) adalah kesia-siaan.

Saya memilih istri saya menjadi pendamping hidup saya, dan sewaktu dia sehat diapun

dengan sabar merawat saya mencintai saya dengan hati dan batinnya bukan dengan mata, dan dia memberi saya 4 orang anak yang lucu-lucu. Sekarang dia sakit karena berkorban untuk cinta kita bersama dan itu merupakan ujian bagi saya, apakah saya dapat
memegang komitmen untuk mencintainya apa adanya. Sehatpun belum tentu saya mencari penggantinya apalagi dia sakit"


Pesan Wasiat



Ada seorang ayah yang menjelang ajalnya di hadapan sang Istri berpesan 2 hal kepada dua anak laki-lakinya :
Pertama : Jangan pernah menagih hutang kepada orang yg berhutang kepadamu.
Kedua : Jika pergi ke toko jangan sampai mukanya terkena sinar matahari.


Waktu berjalan terus. Dan kenyataan terjadi, bahwa beberapa tahun setelah ayahnya meninggal anak yang sulung bertambah kaya sedang yang bungsu menjadi semakin miskin.

Pada suatu hari sang Ibu menanyakan hal itu kepada mereka.

Jawab anak yang bungsu :
"Ini karena saya mengikuti pesan ayah. Ayah berpesan bahwa saya tidak boleh menagih hutang kepada orang yang berhutang kepadaku, akibatnya modalku susut karena orang yang berhutang kepadaku tidak membayar sementara aku tidak boleh menagih".
"Juga Ayah berpesan supaya kalau saya pergi atau pulang dari rumah ke toko dan sebaliknya tidak boleh terkena sinar matahari. Akibatnya saya harus naik becak atau andong, padahal sebetulnya saya bisa berjalan kaki saja, tetapi karena pesan ayah itu, akibatnya pengeluaranku bertambah banyak".

Kepada anak yang sulung yang bertambah kaya, sang Ibu pun bertanya hal yang sama.

Jawab anak sulung :
"Ini semua adalah karena saya mentaati pesan ayah. Karena Ayah berpesan supaya saya tidak menagih kepada orang yang berhutang kepada saya, maka saya tidak pernah menghutangkan sehingga dengan demikian modal
tidak susut".

"Juga Ayah berpesan agar supaya jika saya berangkat ke toko atau pulang dari toko tidak boleh terkena sinar matahari, maka saya berangkat ke toko sebelum matahari terbit dan pulang sesudah matahari terbenam.
Karenanya toko saya buka sebelum toko lain buka, dan tutup jauh sesudah toko yang lain tutup."

"Sehingga karena kebiasaan itu, orang menjadi tahu dan tokoku menjadi laris, karena mempunyai jam kerja lebih lama".

Kisah diatas menunjukkan bagaimana sebuah kalimat di tanggapi dengan presepsi yang berbeda.
Jika kita melihat dengan positive attitude maka segala kesulitan sebenarnya adalah sebuah perjalanan membuat kita sukses tetapi kita bisa juga terhanyut dengan adanya kesulitan karena rutinitas kita... pilihan ada di tangan anda. " Berusahalah melakukan hal biasa dengan cara yang luar biasa".


KOTAK KOREK API

Kutu anjing adalah binatang yang mampu melompat 300 kali tinggi tubuhnya. Namun, apa yang terjadi bila ia dimasukan ke dalam sebuah kotak korek api kosong lalu dibiarkan di sana selama satu hingga dua minggu? Hasilnya, kutu itu sekarang hanya mampu melompat setinggi kotak korek api saja! Kemampuannya melompat 300 kali tinggi tubuhnya tiba-tiba hilang. Ini yang terjadi. Ketika kutu itu berada di dalam kotak korek api ia mencoba melompat tinggi. Tapi ia terbentur dinding kotak korek api.
Ia mencoba lagi dan terbentur lagi. Terus begitu sehingga ia mulai ragu akan kemampuannya sendiri. Ia mulai berpikir, "Sepertinya kemampuan saya melompat memang hanya segini." Kemudian loncatannya disesuaikan dengan tinggi kotak korek api. Aman. Dia tidak membentur. Saat itulah dia menjadi sangat yakin, "Nah benar kan? Kemampuan saya memang cuma segini. Inilah saya!" Ketika kutu itu sudah dikeluarkan dari kotak korek api, dia masih terus merasa bahwa batas kemampuan lompatnya hanya setinggi kotak korek api. Sang kutu pun hidup seperti itu hingga akhir hayat. Kemampuan yang sesungguhnya tidak tampak. Kehidupannya telah dibatasi oleh lingkungannya. Sesungguhnya di dalam diri kita juga banyak kotak korek api. Misalnya anda memiliki atasan yang tidak memiliki kepemimpinan memadai. Dia tipe orang yang selalu takut tersaingi bawahannya, sehingga dia sengaja menghambat perkembangan karir kita. Ketika anda mencoba melompat tinggi, dia tidak pernah memuji, bahkan justru tersinggung. Dia adalah contoh kotak korek api yang bisa mengkerdilkan anda. Teman kerja juga bisa jadi kotak korek api. Coba ingat, ketika dia bicara begini, "Ngapain sih kamu kerja keras seperti itu, kamu nggak bakalan dipromosikan, kok." Ingat! Mereka adalah kotak korek api. Mereka bisa menghambat perkembangan potensi diri Anda. Korek api juga bisa berbentuk kondisi tubuh yang kurang sempurna, tingkat pendidikan yang rendah, kemiskinan, usia dan lain sebagianya. Bila semua itu menjadi kotak korek api maka akan menghambat prestasi dan kemampuan anda yang sesungguhnya tidak tercermin dalam aktivitas sehari-hari. Bila potensi anda yang sesungguhnya ingin muncul, anda harus take action untuk menembus kotak korek api itu. Lihatlah Ucok Baba, dengan tinggi tubuh yang di bawah rata-rata ia mampu menjadi presenter di televisi. Andapun pasti kenal Helen Keller. Dengan mata yang buta, tuli dan "gagu" dia mampu lulus dari Harvard University. Bill Gates tidak menyelesaikan pendidikan sarjananya, namun mampu menjadi "raja" komputer. Andre Wongso, tidak menamatkan sekolah dasar namun mampu menjadi motivator nomor satu di Indonesia. Contoh lain Meneg BUMN, Bapak Sugiharto, yang pernah menjadi seorang pengasong, tukang parkir dan kuli di pelabuhan. Kemiskinan tidak menghambatnya untuk terus maju. Bahkan sebelum menjadi menteri beliau pernah menjadi eksekutif di salah satu perusahaan ternama. Begitu pula dengan Nelson Mandela. Ia menjadi presiden Afrika Selatan setelah usianya lewat 65 tahun. Kolonel Sanders sukses membangun jaringan restoran fast food ketika usianya sudah lebih dari 62 tahun. Nah, bila anda masih terkungkung dengan kotak korek api, pada hakekatnya anda masih terjajah. Orang-orang seperti Ucok Baba, HelenKeller, Andre Wongso, Sugiharto, Bill Gates dan Nelson Mandela adalah orang yang mampu menembus kungkungan kotak korek api. Merekalah contoh sosok orang yang merdeka, sehingga mampu menembus berbagai keterbatasan. BREAK YOUR BORDER . . . . TOUCH THE SKY . . . . ! Semoga dapat memacu kita untuk berkarya di manapun ......

disadur dari : yukbisnis.com



MATA TELINGA MULUT OTAK DAN HATI

Tahukah kawan mengapa Kita lahir dengan dua mata
di depan wajah kita, Ternyata Tuhan melarang kita
tidak boleh hanya selalu melihat ke belakang.
Tapi lihatlah kedepan, lupakan kesedihan dan kegagalan
yang acapkali merintangi perjalanan hidup kita,
pandanglah masa depan kita.
Kita dilahirkan dengan 2 buah telinga di kanan dan di kiri,
supaya kita bisa mendengarkan semuanya dari dua sisi.
Dengarkan semua informasi dari 2 sisi agar seimbang.
Untuk bisa mengumpulkan pujian dan kritik dan menyeleksi
mana yang benar dan mana yang salah.
Kita lahir dengan otak didalam tengkorak kepala kita.
Sehingga tidak peduli semiskin apapun kita, kita tetap kaya.
Karena tidak akan ada satu orang pun yang bisa mencuri
otak kita, pikiran kita dan ide kita. Dan apa yang anda pikiran
dalam otak anda jauh lebih berharga dari pada emas dan
perhiasan.
Kita lahir dengan 2 mata, 2 telinga tapi kita hanya diberi
1 buah mulut. Karena mulut adalah senjata yang sangat tajam,
mulut bisa menyakiti, bisa membunuh, bisa menggoda,
dan banyak hal lainnya yang tidak menyenangkan.
Sehingga ingatlah bicara sesedikit mungkin tapi lihat dan
dengarlah sebanyak-banyaknya.
Kita lahir hanya dengan 1 hati jauh didalam tulang iga kita. 
Mengingatkan kita pada penghargaan dan pemberian cinta
diharapkan berasal dari hati kita yang paling dalam.
Belajar untuk mencintai dan menikmati betapa kita dicintai
tapi jangan pernah mengharapkan orang lain untuk mencintai
kita seperti kita mencintai dia.

Berilah cinta tanpa meminta balasan dan kita akan menemukan
cinta yang jauh lebih indah.


27 Mei 2009

Sebuah Perjuangan Besar


Dua orang lelaki yang datang bertamu ke rumah seorang bijak tertegun keheranan. Mereka melihat si orang bijak sedang bekerja keras. Ia mengangkut air dalam ember kemudian menyikat lantai rumahnya. Keringatnya deras bercucuran. Menyaksikan keganjilan ini salah seorang lelaki ini bertanya, ''Apakah yang sedang engkau lakukan hai orang bijak?'' Orang bijak menjawab, ''Tadi aku kedatangan serombongan tamu yang meminta nasihat kepadaku. Aku memberikan banyak nasihat yang sangat bermanfaat bagi mereka. Merekapun tampak puas dan bahagia mendengar semua perkataanku. Namun, setelah mereka pulang tiba-tiba aku merasa menjadi orang yang hebat. Kesombonganku mulai bermunculan. Karena itu, aku melakukan pekerjaan ini untuk membunuh perasaan sombongku itu.''

Para pembaca yang budiman,
sombong adalah penyakit yang sering menghinggapi kita semua yang benih-benihnya sering muncul tanpa kita sadari. Di tingkat terbawah, sombong sering disebabkan karena faktor materi. Kita merasa lebih kaya, lebih cantik, dan lebih terhormat daripada orang lain. Di tingkat kedua, sombong sering disebabkan faktor kecerdasan. Kita merasa lebih pintar, lebih kompeten, lebih bijaksana dan lebih berwawasan dibandingkan orang lain. Di tingkat ketiga, sombong sering disebabkan faktor kebaikan. Kita seringkali menganggap diri kita lebih berakhlak, lebih bermoral, lebih pemurah, dan lebih tulus dibandingkan dengan orang lain. Yang menarik, semakin tinggi tingkat kesombongan ini, semakin sulit pula kita mendeteksinya.

Sombong karena materi akan sangat mudah terlihat tetapi sombong
karena pengetahuan, apalagi sombong karena kebaikan, sulit terdeteksi karena seringkali hanya berbentuk benih-benih yang halus di dalam hati kita. Akar dari kesombongan ini adalah ego yang berlebihan dan tidak pada tempatnya. Pada tataran yang wajar, ego menampilkan dirinya dalam bentuk harga diri (self-esteem) dan kepercayaan diri (self-confidence) . Namun, begitu kedua hal ini berubah menjadi kebanggaan (pride), Anda sudah berada sangat dekat dengan kesombongan. Bahkan, seringkali batas antara bangga dan sombong tak terlalu jelas. Diri kita sebenarnya terdiri atas dua kutub, yaitu ego di satu kutub dan diri sejati di lain kutub. Pada saat dilahirkan ke dunia, kita sepenuhnya berada dalam kutub diri sejati, kita lahir dalam keadaan telanjang dan tak punya apa-apa. Kita sama sekali bebas dari materi apapun. Tetapi, seiring dengan berjalannya waktu, kita mulai memiliki berbagai kebutuhan materi. Bahkan, lebih dari sekedar yang kita butuhkan dalam hidup, kelima indra kita selalu mengatakan bahwa kita membutuhkan yang lebih banyak lagi. Perjalanan hidup seringkali mengantarkan kita menuju kutub ego. Perjalanan inilah yang memperkenalkan kita kepada kesombongan, kerakusan, serta iri dan dengki. Ketiga sifat ini adalah akar segala permasalahan yang terjadi dalam sejarah umat manusia.

Perjuangan melawan
kesombongan sebenarnya adalah perjuangan menarik diri kita ke kutub diri sejati. Untuk bisa melawan kesombongan dengan segala bentuknya ada dua perubahan paradigma yang perlu Anda lakukan. Pertama, Anda perlu menyadari bahwa hakikat manusia adalah diri sejati, kita bukanlah makhluk fisik tetapi makhluk spiritual. Diri sejati kita adalah spiritualitas, sementara tubuh fisik hanyalah syarat kita untuk hidup di dunia. Kita lahir tanpa membawa apa-apa, dan kita mati pun tanpa membawa apa-apa. Pandangan seperti ini akan membuat Anda melihat siapapun sebagai manusia yang sama. Anda tidak akan lagi tertipu oleh penampilan, kecantikan, dan segala ''tampak luar'' yang lain. Yang kini Anda lihat adalah ''tampak dalam.'' Pandangan seperti ini sudah pasti akan menjauhkan Anda dari berbagai kesombongan. Kedua, Anda perlu menyadari bahwa apapun perbuatan baik yang Anda lakukan, semuanya itu semata-mata adalah untuk diri Anda sendiri. Anda menolong orang untuk kebaikan Anda sendiri. Anda memberikan sesuatu kepada orang lain adalah untuk Anda sendiri. Dalam hidup ini berlaku hukum kekekalan energi: Energi yang Anda berikan kepada dunia tak akan pernah hilang. Energi itu akan kembali kepada Anda dalam bentuk yang lain. Kebaikan yang Anda lakukan pasti akan kembali kepada Anda dalam bentuk persahabatan, cinta kasih, perasaan bermakna maupun kepuasan batin yang mendalam. Jadi, setiap berbuat baik pada orang lain, kita sebenarnya sedang berbuat baik kepada diri kita sendiri. Kalau begitu, apalagi yang harus kita sombongkan?

Perjalanan menuju
kepemimpinan senantiasa dimulai dengan mengalahkan ego dan kesombongan. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara ujiannya adalah pada pemilu kali ini. Para ''reformis'' yang mengklaim dirinya layak menjadi presiden sudah saatnya duduk bersama dan mengalahkan egonya masing-masing. Tanpa mengalahkan ego ini, mustahil mereka bisa menang. Kalau ini yang terjadi, jangan-jangan bangsa kita akan kembali dipimpin orang-orang yang tidak amanah dan hanya mementingkan dirinya sendiri. Kita Masih Diberi Waktu Apakah makna pergantian tahun bagi Anda? Bagaimana pula cara yang biasa Anda lakukan untuk menyambut datangnya tahun baru? Pertanyaan-pertanya an inilah yang senantiasa muncul di kepala saya setiap menghadapi pergantian tahun. Ini memang pertanyaan penting yang amat perlu kita renungkan. Pertanyaan mengenai makna mungkin agak sulit dijawab langsung. Anda perlu meluangkan waktu sebentar untuk merenungkannya. Sebaliknya pertanyaan mengenai cara sangat mudah dijawab.

Pada dasarnya ada dua cara yang dilakukan orang
menyambut tahun baru. Pertama, dengan bergembira dan berpesta, mulai dari pesta rakyat sampai dengan perhelatan di hotel-hotel berbintang. Kedua, dengan merenung, baik yang dilakukan sendirian maupun bersama-sama dalam satu forum. Kedua cara ini didasari oleh dua pandangan yang berbeda dalam melihat dunia. Orang yang merayakan tahun baru dengan berpesta mungkin memandang hidup ini sebagai sebuah garis lurus atau sebuah tangga. Dengan demikian pergantian tahun dipandang sebagai umur yang bertambah, sebagai sebuah pencapaian yang patut dirayakan, sama seperti halnya merayakan ulang tahun kita. Ini tentunya berbeda dengan mereka yang menyambut tahun baru dengan renungan. Bagi mereka hidup adalah sebuah lingkaran. Mengapa demikian? Marilah kita lihat. Kehidupan ini adalah laksana sebuah perjalanan. Kita memulainya dari satu titik, dan kita akan mengakhiri perjalanan kita persis di titik yang sama. Dalam bahasa agama dikatakan bahwa kita berasal dari Tuhan dan kita akan kembali kepada Tuhan. Dahulu kita tidak ada dan nantinya juga tidak ada lagi. Kita memulai perjalanan kita dalam keadaan telanjang dan tidak memiliki apa-apa. Kita pun akan mengakhiri perjalanan kita dengan cara yang sama.

Coba renungkan sebentar
analogi di atas. Kalau demikian, begitu Anda memulai perjalanan sebetulnya Anda sedang berjalan untuk kembali ke titik awal. Dalam sebuah lingkaran, pertambahan senantiasa berarti pengurangan. Semakin umur Anda bertambah, semakin pendeklah umur Anda dan semakin dekatlah Anda pada ketiadaan. Panjang pendeknya umur seseorang hanyalah ditentukan oleh besar kecilnya lingkaran. Semakin besar lingkaran tersebut semakin lamalah perjalanan yang akan Anda tempuh, sebaliknya semakin kecil lingkaran, semakin pendeklah perjalanan Anda. Nah, kalau demikian, pergantian tahun hanyalah berarti satu hal: Anda sudah semakin dekat dengan kematian. Karena itu, Anda harus waspada. Bergembira tentunya boleh-boleh saja. Namun, seringkali kegembiraan membuat kita lupa dan terlena. Masalahnya, kita tak pernah tahu berapa besar lingkaran yang kita miliki. Kita tak tahu berapa lama lagi kita akan kembali ke titik awal. Kita tak tahu kapan ''kontrak;'' kita habis. Tidak ada tanda-tanda yang jelas untuk itu. Orang muda yang segar bugar bisa dipanggil secara mendadak. Orang yang sedang berada di puncak karier sekonyong-konyong bisa berpulang kepada Tuhan. Semuanya terjadi secara mengejutkan dan tiba-tiba. Sebetulnya kalau kita mau merenungkan hidup ini secara lebih dalam, ada tanda-tanda yang bisa mengingatkan kita pada hal ini. Itulah yang terjadi pada saat kita tidur. Tidur itu adalah saudaranya mati. Bukankah kondisi orang yang tidur persis sama seperti orang mati? Kita tak bisa berkata apa-apa. Telinga kita terbuka lebar tapi kita tak bisa mendengar. Posisi kitapun tak jauh beda dengan orang yang mati. Karena itulah kita perlu berdoa sebelum tidur agar kita tidur dalam kebaikan dan rahmat Tuhan. Begitu kita terbangun di pagi hari kita pun perlu mengucapkan syukur kepada Tuhan yang memberikan lagi satu hari yang indah untuk kita nikmati. Demikianlah cara kita hidup dari hari ke hari. Tiap hari kita sebenarnya melalui sebuah proses yang berulang-ulang. Pagi-pagi kita hidup, beraktivitas, dan malamnya kembali ''mati.'' Sampai pada suatu saat nanti kita akan tidur untuk selama-lamanya. Kalau Anda berpikir demikian, Anda tak akan pernah melewatkan waktu Anda dengan berhura-hura. Anda pun akan menjauhi kemarahan dan permusuhan.

Hidup
memang cuma sebentar, karena itu mari kita manfaatkan waktu kita bersama orang-orang yang kita cintai. Setiap kali bertemu dan berpisah dengan siapapun, kita selalu akan memastikan bahwa kita telah memberikan yang terbaik, sebab siapa tahu itu adalah pertemuan kita yang terakhir. Hidup adalah anugerah karena itu marilah kita isi dengan kebaikan dan cinta kasih. Saya ingin menutup tulisan ini dengan sebuah lagu inspiratif dari Ebiet G Ade: ''Kita mesti bersyukur bahwa kita masih diberi waktu/ Entah sampai kapan tak ada yang bakal dapat menghitung/ Hanya atas kasihNya hanya atas kehendakNya, kita masih bertemu matahari/ Kepada rumpun ilalang, kepada bintang gemintang/ Kita dapat mencoba meminjam catatannya.' ' ''Sampai kapankah gerangan, waktu yang masih tersisa/ Semuanya menggeleng, semuanya terdiam/ Semuanya menjawab tak mengerti/ Yang terbaik hanyalah segeralah bersujud/ Mumpung kita masih diberi waktu.''.

Oleh: Arvan Pradiansyah,
pengamat masalah kepemimpinan dan penulis buku You Are A Leader!