25 Oktober 2010

Berlajar dari Jepang


Jepang. Negara ini memang mengagumkan. Sebutlah namanya, maka orang yang mendengar akan mengidentikkan dengan deretan kalimat kekaguman. Yang paling menonjol dari Jepang, adalah etos kerjanya. Mereka gigih dan tekun. Namun, tahukan Anda bahwa dulu jepang adalah negara tertutup?

Kemajuan Jepang dimulai setelah berakhirnya zaman Edo, tepatnya setelah Kaisar Meiji naik tahta dan melakukan penataan ulang. Gebrakan ini selanjutnya dikenal dengan sebutan restorasi Meiji atau modernisasi Jepang di bawah kaisar Meiji (1866-1869).

Sebelum era ini, Jepang tak lebih dari sebuah negara ultra tradisional, feodal dan sangat tertutup. Mereka sangat anti-asing, karena itulah mereka menutup diri. Hal ini dilakukan, karena Jepang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai leluhur.

Di zaman itu, Jepang di bawah kendali kaum samurai, istilah untuk perwira militer kelas elit dari kalangan bangsawan. Karena itu, Samurai haruslah sopan dan terpelajar.

Kata "samurai" sendiri berasal dari kata kerja "samorau" asal bahasa Jepang kuno, lalu berubah menjadi "saburau" yang berarti "melayani", dan akhirnya menjadi "samurai" yang bekerja sebagai pelayan bagi sang majikan.

Ciri khas samurai ini, selalu membawa pedang di pinggang. Kadang lebih dari satu. Pedang ini disebut katana. Sementara itu, para samurai yang tidak terikat dengan klan atau bekerja untuk
majikan disebut "ronin". Sedangkan samurai yang bertugas di wilayah han disebut hanshi.


Adapun pemimpin atau jendral para samurai ini disebut shogun. Pemerintahannya disebut keshogunan. Yang paling terkenal adalah Keshogunan Tokugawa, Keshogunan Edo, keshogunan Kamakura.

Hingga akhirnya Meiji naik tahta pada akhir abad 19 dan memulai restorasi, perlahan tapi pasti samurai dihapuskan sebagai kelas berbeda dan digantikan dengan tentara nasional menyerupai negara Barat. Meiji malah memerintahkan, mengganti katana dengan pena.

Dorongan modernisasi Jepang ini bermula ketika angkatan laut Amerika dengan armada Pasifiknya di bawah pimpinan Laksamana Perry (1853), datang ke negera tersebut seraya meminta agar Jepang membuka diri kepada pihak asing, misalnya berdagang dan membolehkan kapal merapat di pelabuhannya.

Kedatangan Perry membuat mata bangsa Jepang terbuka terhadap kekuatan lain di luar mereka. Semangat Bushido para samurai dengan pedang-pedangnya, tertantang untuk mempu melawan kekuatan Amerika, orang kulit putih, orang Barat.

Sejak saat itu mereka mulai berpikir, setidaknya sama dengan orang-orang asing itu. Maka, dimulailah proses reformasi dengan pendidikan sebagai mata tombak. Pendidikan menjadi hak dan kewajiban semua warga.

Tetapi reformasi itu yang disebut restorasi, sejak itu restorasi Jepang itu disebut dengan Restorasi Meiji yang juga ditandai sebagai era masuknya Jepang ke zaman industri.

Sebuah catatan menulis, Restorasi Jepang itu berjalan sangat cepat dan efisien tahun 1853.

Menjelang akhir abad ke 19 Jepang sudah berhasil menjadi kekuatan militer dengan angkatan laut yang sangat tangguh sehingga dapat mengalahkan secara mutlak armada raksasa Rusia di Selat Tsushima, menyapu bersih kepulauan Sachalin, mengambil Korea dan Semenanjung Liau-Tung dari Rusia, serta Port Arthur dan Dairen (Wells, 1951).

Namun, restorasi Meiji ini bukannya tak memakan korban. Banyak terjadi penentangan yang berakhir perang. Namun perlawanan ini berhasil dihancurkan.

Apa kata Meiji setelah penentangnya ini ditumpas? "Saat ini kita sudah berhasil membuat kereta api, mobil, baju barat, tapi kita tak boleh lupa pada akar budaya." Pesan Kaisar Meiji ini, terus melakat hingga kini.

Lalu, apa dan mengapa Jepang bisa cepat berkambang seperti itu? Ada konsep pemikiran yang mereka anut selama ini, yaitu "Kaizen" yang berarti, ambil yang baik, buang yang buruk, ciptakan produk baru.

Konsep inilah yang dipakai mereka untuk menciptakan sesuatu yang baru, sesuatu karya kreatif, bukan menjiplak mentah-mentah.

Misalkan saja lihat saja bagaimana mobil-mobil buatan Jepang, performanya dibuat berdasar berfalsafah ambil yang baik, buang yang buruk, ciptakan produk baru tadi.

Misal mobil-mobil di Barat selalu berbadan besar, boros, dan mahal. namun bagi Jepang diubah menjadi berbadan ringan, irit dan murah. Hasilnya, mobil-mobil Jepang kini merajai industri otomotif dunia.

Hal yang lebih menakjubkan, saat Shinkansen, perusahaan transportasi Jepang, pada 1 Oktober 1964 berhasil membuat kereta api cepat (bullet train).

Ini adalah sebuah langkah maju yang diciptakan hanya dalam jangka waktu 19 tahun, setelah Jepang diluluh-lantakkan oleh bom atom! Ide bullet train ini tercipta, setelah Jepang memanfaatkan penemuan magnet di Amerika, sebagai bantalan relnya. Luar biasa.

Selain menerapkan falsafah Kaizen, pada dasarnya kepribadian Jepang sangat dipengaruhi oleh semangat "bushido" yang sangat asketik, berdisiplin tinggi, dan menjunjung tinggi kode etik dan tata krama dalam kehidupan. Kesemuanya itu terus berlanjut sewaktu proses restorasi itu berjalan hingga kini.

Apa bushido itu?

Kata bushido berasal dari kata "bushi" (prajurit/kesatria) dan "dou" (jalan). Bushido yang dapat diartikan sebagai "jalan hidup seorang prajurit atau kesatria" ini, mempunyai 7 kode etik (semboyan) yaitu;

Gi (rectitude/benar)
Yu (courage/berani)
Jin (benevolence/berbuat baik)
Rei (respect/hormat)
Makoto atau Shin (honesty/jujur)
Meiyo (honor, glory/kehormatan dan kejayaan)
Chuugi (loyalty/setia)

Semangat inilah (bandingkan dengan 99 nama Allah) yang mereka pakai dalam melakukan pekerjaan. Sekadar diketahui, kerja bagi orang Jepang adalah segalanya.

Apabila mereka telah bekerja di satu perusahaan, mereka akan bekerja dengan rajin dan penuh semangat, karena bagi mereka, pekerjaan itu adalah Ten Shoku, sebuah pekerjaan yang telah diberikan Tuhan kepadanya, sehingga harus dikerjakan dengan baik dan bersemangat.

Selain itu, diantara mereka ada juga pandangan shigoto = seimei yaitu kerja = hidup. Konsep kerja seumur hidup ini mulai berkembang bersamaan dengan diperkenalkannya konsep bushido dan samurai pada masa feodal di era Tokugawa Shogunate (abad 11-14).

Sejarahnya begini, pada konsep bushido, seorang bushi atau samurai diharuskan mengabdi kepada majikan (penguasa pada masa itu) hingga titik darah penghabisan dengan bersandar pada kebenaran yang diyakininya, karena mengabdi (diartikan kerja) adalah merupakan jalan hidup mereka.

Setelah berakhir Edo-jidai dan menginjak Meiji-jidai (era modern), kasta bushi dihapuskan, namun konsep bushido tetap digunakan secara luas tidak hanya dibidang keprajuritan dan pemerintahan, tetapi juga digunakan untuk mengembangkan bidang perekonomian, ilmu pengetahuan, dan lain sebagainya.

Nah, dari konsep itulah bagi orang Jepang, hidup = kerja, kerja = hidup!
Menariknya, orang jepang akan sangat malu bila pindah-pindah kerja (dari satu perusahaan ke perusahaan lain, dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain) karena bisa dianggap sebagai orang yang tidak punya loyalitas dan komitmen terhadap pekerjaan dan perusahaan.

Pengaruh mendasar lainnya dari kehadiran bangsa Amerika di Jepang adalah perubahan Konstitusi Jepang yang dibuat atas supervisi Jenderal MacAthur (26 Januari 1880 – 5 April 1964), dan konstitusi itu masih berlaku hingga kini.

Di bawah asuhan Jenderal MacArhur, sejak tahun 1945-1951, Jepang tumbuh kembali menjadi negara ekonomi yang sangat tangguh, sehingga menjadi super power dalam bidang ekonomi hingga kini.

Yang menarik dari Restorasi Jepang adalah :
Para aktor yang sangat gigih memperjuangkan reformasi itu berjumlah tidak lebih dari 100 orang muda yang cerdas dan berdedikasi tinggi.

Titik berat dari proses restorasi itu adalah di bidang pendidikan. Banyak sekali pemuda Jepang dikirimkan ke luar negeri dan Jepang banyak mengambil sistem Jerman dalam segala proses kehidupannya.

Sewaktu menjalankan Restorasi, Jepang sudah memiliki administrasi pemerintahan yang sangat rapih warisan dari rezim Tokugawa.

Setelah Jepang hancur oleh bom atom, kaisar saat itu bertanya, berapa guru yang tersisa?


18 Oktober 2010

Kambing Qurban Terakhir


Sahabat, cerita ini adalah kisah dari sahabat kami semoga bermanfaat.


Kuhentikan mobil tepat di ujung kandang tempat berjualan hewan Qurban. Saat pintu mobil kubuka, bau tak sedap memenuhi rongga hidungku, dengan spontan aku menutupnya dengan saputangan.
Suasana di tempat itu sangat ramai, dari para penjual yang hanya bersarung hingga ibu-ibu berkerudung Majelis Taklim, tidak terkecuali anak-anak yang ikut menemani orang tuanya melihat hewan yang akan di-Qurban-kan pada Idul Adha nanti,

sebuah pembelajaran yang cukup baik bagi anak-anak sejak dini tentang pengorbanan Nabi Allah Ibrahim & Nabi Ismail.

Aku masuk dalam kerumunan orang-orang yang sedang bertransaksi memilih hewan yang akan di sembelih saat Qurban nanti.
Mataku tertuju pada seekor kambing coklat bertanduk panjang, ukuran badannya besar melebihi kambing-kambing di sekitarnya.

" Berapa harga kambing yang itu pak ?" ujarku menunjuk kambing coklat tersebut.

" Yang coklat itu yang terbesar pak. Kambing Mega Super dua juta rupiah tidak kurang" kata si pedagang berpromosi matanya berkeliling sambil tetap melayani calon pembeli lainnya.

" Tidak bisa turun pak?" kataku mencoba bernegosiasi.

" Tidak kurang tidak lebih, sekarang harga-harga serba mahal" si pedagang bertahan.

" Satu juta lima ratus ribu ya?" aku melakukan penawaran pertama

" Maaf pak, masih jauh." ujarnya cuek.

Aku menimbang-nimbang, apakah akan terus melakukan penawaran terendah berharap si pedagang berubah pendirian dengan menurunkan harganya.

" Oke pak bagaimana kalau satu juta tujuh ratus lima puluh ribu?" kataku

" Masih belum nutup pak " ujarnya tetap cuek

" Yang sedang mahal kan harga minyak pak. Kenapa kambing ikut naik?" ujarku berdalih mencoba melakukan penawaran termurah.

" Yah bapak, meskipun kambing gak minum minyak. Tapi dia gak bisa datang kesini sendiri..betul kan pak
Tetap saja harus di angkut mobil pak, dan mobil bahan bakarnya bukan rumput" kata si pedagang meledek.

Dalam hati aku berkata, alot juga pedagang satu ini. Tidak menawarkan harga selain yang sudah di kemukakannya di awal tadi. Pandangan aku alihkan kekambing lainnya yg lebih kecil dari si coklat. Lumayan bila ada perbedaan harga lima ratus ribu.....
Kebetulan dari tempat penjual kambing ini, aku berencana ke toko ban mobil.Mengganti ban belakang yang sudah mulai terlihat halus tusirannya. Kelebihan tersebut bisa untuk menambah budget ban yang harganya kini selangit.

" Kalau yang belang hitam putih itu berapa bang?" kataku kemudian

" Nah yang itu Super biasa. Satu juta tujuh ratus lima puluh ribu rupiah" katanya

Belum sempat aku menawar, di sebelahku berdiri seorang kakek menanyakan harga kambing coklat Mega Super tadi. Meskipun pakaian "korpri" yang ia kenakan lusuh, tetapi wajahnya masih terlihat segar.

" Gagah banget kambing itu. Berapa harganya mas?" katanya kagum

" Dua juta tidak kurang tidak lebih kek." kata si pedagang setengah malas menjawab setelah melihat penampilan si kakek.

" Weleh larang men regane (mahal benar harganya) ?" kata si kakek dalam bahasa Purwokertoan
" bisa di tawar-kan ya mas ?" lanjutnya mencoba negosiasi juga.

" Cari kambing yang lain aja kek. " si pedagang terlihat semakin malas meladeni.

" Ora usah (tidak) mas. Aku arep sing apik lan gagah Qurban taun iki (Aku mau yang terbaik dan gagah untuk Qurban tahun ini)...
Duit-e (uangnya) cukup kanggo (untuk) mbayar koq mas." katanya tetap semangat seraya mengeluarkan bungkusan
dari saku celananya. Bungkusan dari kain perca yang juga sudah lusuh itu dibukanya, enam belas lembar uang seratus ribuan dan sembilan lembar uang lima puluh ribuan dikeluarkan dari dalamnya.

" Iki (ini) dua juta rupiah mas. Weduse (kambingnya) dianter ke rumah ya mas?" lanjutnya mantap tetapi tetap bersahaja.

Si pedagang kambing kaget, tidak terkecuali aku yang memperhatikannya sejak tadi.
Dengan wajah masih ragu tidak percaya si pedagang menerima uang yang disodorkan si kakek, kemudian di hitungnya perlahan lembar demi lembar uang itu.

" Kek, ini ada lebih lima puluh ribu rupiah" si pedagang mengeluarkan selembar lima puluh ribuan..

" Ora ono ongkos kirime tho...?" (Enggak ada ongkos kirimnya ya?) si kakek seakan tahu uang yang diberi kannya berlebih

" Dua juta sudah termasuk ongkos kirim" si pedagang yg cukup jujur memberikan lima puluh ribu ke kakek
" mau di antar ke mana mbah?" (tiba-tiba panggilan kakek berubah menjadi mbah)

" Alhamdulillah, lewih (lebih) lima puluh ribu iso di tabung neh(bisaditabung lagi)" kata si kakek sambil menerimanya
" tulung anterke ning deso cedak kono yo (tolong antar ke desa dekat itu ya), sak sampene ning mburine (sesampainya di belakang) Masjid Baiturrohman,
takon ae umahe (tanya saja rumahnya) mbah Sutrimo pensiunan pegawe Pemda Pasir Mukti,
InsyaAllah bocah-bocah podo ngerti (InsyaAllah anak-anak sudah tahu)."

Setelah selesai bertransaksi dan membayar apa yang telah di sepakatinya, sikakek berjalan ke arah sebuah sepeda tua yang di sandarkan pada sebatang pohon pisang, tidak jauh dari X-Trail Mobil Nissanku tahun 2006

Perlahan di angkat dari sandaran, kemudian dengan sigap di kayuhnya tetap dengan semangat.

Entah perasaan apa lagi yang dapat kurasakan saat itu, semuanya berbalik ke arah berlawanan dalam pandanganku.

Kakek tua pensiunan pegawai Pemda yang hanya berkendara sepeda engkol, sanggup membeli hewan Qurban yang terbaik untuk dirinya.

Aku tidak tahu persis berapa uang pensiunan PNS yang diterima setiap bulanoleh si kakek

Yang aku tahu, di sekitar masjid Baiturrohman tidak ada rumah yang berdiri dengan mewah, rata-rata penduduk sekitar desa Pasir Mukti hanya petani dan para pensiunan pegawai rendahan.

Yang pasti secara materi, sangatlah jauh di banding peng hasilanku sebagai Manajer perusahaan swasta asing.
Yang sanggup membeli rumah di kawasan cukup bergengsi.
Yang sanggup membeli kendaraan roda empat yang harga ban-nya saja cukup membeli seekor kambing Mega Super.

Yang sanggup mempunyai hobby berkendara moge (motor gede) dan memilikinya..

Yang sanggup membeli hewan Qurban dua ekor sapi sekaligus..
Tapi apa yang aku pikirkan?
Aku hanya hendak membeli hewan Qurban yang jauh di bawah kemampuanku yang harganya tidak lebih dari service rutin mobil X-Trail, kendaraanku didunia fana.

Sementara untuk kendaraanku di akhirat kelak, aku berpikir seribu kali saat membelinya.

Ya Allah, Engkau yang Maha Membolak-balikan hati manusia balikkan hati hambaMu yang tak pernah berSyukur ini ke arah orang yang pandai menSyukuri nikmatMu..Amin ya Robb

10 Oktober 2010

Warisan Orang Terkaya Di Dunia Kepada Anaknya



Manusia terkaya di dunia 2008, Warren Buffet, memanggil ke 3 anaknya sebelum merelakan US$31 milyar untuk disumbangkan ke yayasan sosial. Terjadi "transfer of wealth" dgn penyerahan hak yg luar biasa.

Siapa saja anaknya ?

1. Howard Graham Buffet : Bussinessman, politikus, ahli agriculture, photograper, pekerja konservatori (perlindungan hewan) dan penulis buku

2. Peter Buffet : Musikus, Komposer dan produser lagu/film

3. Susie Buffet : Pengelola Buffet foundation

Ke 3 anaknya ini semua bekerja dan tidak ada yang menganggur menikmati harta orang tuanya yang berlimpah. Ketiganya setuju, melepas sebagian besar hak waris mreka kepada badan sosial untuk kemanusiaan.

Mengapa warren buffet melakukan hal ini ?
Harta yang seharusnya dapat di wariskan lebih ke anak-anaknya tetapi dia memutuskan untuk memberikan sebagian besarnya justru kepada badan sosial ?

Warren buffet berkata :
"I Want to give my kids JUST ENOUGH, so they would feel that they could DO ANYTHING, but NOT SO MUCH, that they would feel like DOING NOTHING"

"Saya mau memberikan kepada anak-anak saya secukupnya saja, sehingga mereka merasa masih perlu melakukan segalanya, tetapi tidak terlalu banyak supaya mereka tidak merasa tak perlu lagi melakukan apa-apa "

Manusia terkaya di dunia ini tidak hanya berhasil membangun dan mewariskan kekayaan secara fisik, tetapi berhasil mewariskan nilai-nilai yang benar tentang kekayaan kepada anak-anaknya, yang rela melakukan penyerahan hak waris atas kekayaan ayahnya kepada orang lain yang lebih membutuhkan.

Apa yang akan kita wariskan ke anak-anak kita ?...semoga nilai-nilai mulia yang sama...