25 Maret 2010

Surat Seorang Gadis Kepada Ayahnya



Di suatu pagi yang cerah, tapi ngga seperti hati seorang ayah yang memeriksa kamar puteri yang terlihat  sangat rapi..(tumben, batin ayahnya) dan menemukan sepucuk surat di atas tempat tidur dengan amplop bertuliskan “Untuk Ayahanda Tercinta”..dengan penuh was-was dan tangan gemetar, sang ayah membuka amplop dan membaca isi suratnya.


Dengan perlahan dan penuh seksama sang ayah mulai membaca…

Ayah tercinta,
Aku menulis surat ini dengan perasaan sedih dan sangat menyesal. Saat ayah membaca surat ini, aku telah pergi meninggalkan rumah.

Aku pergi bersama kekasihku, dia cowok yang baik. setelah bertemu dia, ayah juga pasti akan setuju meski dengan tatto2 dan piercing yang melekat ditubuhnya, juga dengan motor bututnya serta rambut gondrongnya.

Dia sudah cukup dewasa meskipun belum begitu tua (aku pikir jaman sekarang 42 tahun tidaklah terlalu tua).

Dia sangat baik terhadapku, lebih lagi dia ayah dari anak di kandunganku saat ini. Dia memintaku untuk membiarkan anak ini lahir dan kita akan membesarkannya bersama.

Kami akan tinggal berpindah-pindah, dia punya bisnis perdagangan extacy yang sangat luas, dia juga telah meyakinkanku bahwa marijuana itu tidak begitu buruk. Kami akan tinggal bersama sampai maut memisahkan kami. Para ahli pengobatan pasti akan menemukan obat untuk AIDS jadi dia bisa segera sembuh. Aku tahu dia juga punya cewek lain tapi aku percaya dia akan setia padaku dengan cara yang berbeda.

Ayah.. jangan khawatirkan keadaanku. Aku sudah 15 tahun sekarang, aku bisa menjaga diriku. Salam sayang untuk kalian semua.

Oh iya, berikan bonekaku untuk adik, dia sangat menginginkannya

Sang Ayah wajahnya merah padam,dengan perasaan campur aduk..ada marah..emosi..tapi kekawatiran dan penyesalan jg terlihat dari sorot matanya.

Ternyata masih ada lembar kedua yg belum terbaca.

Nb :
Ayah, .. tidak ada satupun dari yang aku tulis diatas itu benar, aku hanya ingin menunjukkan bahwa masih ada ribuan hal yg lebih mengerikan daripada nilai rapotku yg banyak angka merahnya itu…….
Kalau ayah sudah menandatangani rapotku diatas meja, panggil aku ya…
Aku ada di tetangga sebelah.

Tidak seperti kebanyakan ayah yang sedih melihat rapor anaknya yang buruk, hati ayah justru berbunga-bunga karena ia tidak kehilangan anaknya. Memang kali ini, keterlaluan sekali becanda anak gadisnya!

Sahabat, Cerita ini sebenarnya adalah mengajarkan kita tentang seni bersyukur dan seni berkomunikasi dengan diri. Kalau Anda ingin bersyukur atas kesulitan yang kita terima maka kita sebaiknya membayangkan kesulitan lebih besar yang mungkin bisa kita alami. Dengan demikian kita bisa menghindari diri dari stres atau kegalauan yang berkepanjangan.
Masalah kekecewaan hati atau rasa tidak bersyukur biasanya tidak berhubungan dengan uang tapi lebih karena penerimaan hati. Orang yang tidak bersyukur biasanya FOKUS PADA YANG TIDAK DIPUNYAI
sedangkan ORANG BERSYUKUR FOKUS PADA YANG DIMILIKI.

Kita bisa melihat anak kampung bahagia main layang layang yang 1 set berharga tidak lebih dari Rp 5000.
Tapi anak orang kaya ngambek pada orang tuanya padahal baru dibelikan pesawat remore control seharga 5 juta. Kenapa? Karena anak kaya itu suka dengan yang model baru seharga 15 juta.

Ada anak kaya yang ngambek pada orang tuanya karena link internet putus satu hari karena lupa bayar bulanan, padahal ia sudah beruntung bisa mengakses internet selama 29 hari sebelumnya.

Memang apa yang dilakukan si gadis pada Ayahnya agak keterlaluan, tapi itu gambaran dramatis tentang bagaimana bisa membuat diri kita bersyukur apa adanya.

Sudahkan Anda bersyukur hari ini?