20 September 2011

Rahasia Sukses Orang Jepang

 

1. Kerja Keras
Sudah menjadi rahasia umum bahwa bangsa Jepang adalah pekerja keras. Rata-rata jam kerja pegawai di Jepang adalah 2450 jam/tahun, sangat tinggi dibandingkan dengan Amerika (1957 jam/tahun), Inggris (1911 jam/tahun), Jerman (1870 jam/tahun), dan Perancis (1680 jam/tahun).
Seorang pegawai di Jepang bisa menghasilkan sebuah mobil dalam 9 hari, sedangkan pegawai di negara lain memerlukan 47 hari untuk membuat mobil yang bernilai sama.
Seorang pekerja Jepang boleh dikatakan bisa melakukan pekerjaan yang biasanya dikerjakan oleh 5-6 orang. Pulang cepat adalah sesuatu yang boleh dikatakan “agak memalukan” di Jepang, dan menandakan bahwa pegawai tersebut termasuk “yang tidak dibutuhkan” oleh perusahaan.



2. Malu
Malu adalah budaya leluhur dan turun temurun bangsa Jepang. Harakiri (bunuh diri dengan menusukkan pisau ke perut) menjadi ritual sejak era samurai, yaitu ketika mereka kalah dan pertempuran.
Masuk ke dunia modern, wacananya sedikit berubah ke fenomena “mengundurkan diri” bagi para pejabat (mentri, politikus, dsb) yang terlibat masalah korupsi atau merasa gagal menjalankan tugasnya.
Efek negatifnya mungkin adalah anak-anak SD, SMP yang kadang bunuh diri, karena nilainya jelek atau tidak naik kelas.
Karena malu jugalah, orang Jepang lebih senang memilih jalan memutar daripada mengganggu pengemudi di belakangnya dengan memotong jalur di tengah jalan. Mereka malu terhadap lingkungannya apabila mereka melanggar peraturan ataupun norma yang sudah menjadi kesepakatan umum.

3. Hidup Hemat
Orang Jepang memiliki semangat hidup hemat dalam keseharian. Sikap anti konsumerisme berlebihan ini nampak dalam berbagai bidang kehidupan.
Di masa awal mulai kehidupan di Jepang, mungkin kita sedikit heran dengan banyaknya orang Jepang ramai belanja di supermarket pada sekitar jam 19:30.
Selidik punya selidik, ternyata sudah menjadi hal yang biasa bahwa supermarket di Jepang akan memotong harga sampai separuhnya pada waktu sekitar setengah jam sebelum tutup. Seperti diketahui bahwa Supermarket di Jepang rata-rata tutup pada pukul 20:00.


 

4. Loyalitas
Loyalitas membuat sistem karir di sebuah perusahaan berjalan dan tertata dengan rapi. Sedikit berbeda dengan sistem di Amerika dan Eropa, sangat jarang orang Jepang yang berpindah-pindah pekerjaan.
Mereka biasanya bertahan di satu atau dua perusahaan sampai pensiun. Ini mungkin implikasi dari Industri di Jepang yang kebanyakan hanya mau menerima fresh graduate, yang kemudian mereka latih dan didik sendiri sesuai dengan bidang garapan (core business) perusahaan.


5. Inovasi
Jepang bukan bangsa penemu, tapi orang Jepang mempunyai kelebihan dalam meracik temuan orang dan kemudian memasarkannya dalam bentuk yang diminati oleh masyarakat.
Menarik membaca kisah Akio Morita yang mengembangkan Sony Walkman yang melegenda itu. Cassete Tape tidak ditemukan oleh Sony, patennya dimiliki oleh perusahaan Phillip Electronics.
Tapi yang berhasil mengembangkan dan membundling model portable sebagai sebuah produk yang booming selama puluhan tahun adalah Akio Morita, founder dan CEO Sony pada masa itu.
Sampai tahun 1995, tercatat lebih dari 300 model walkman lahir dan jumlah total produksi mencapai 150 juta produk.
Teknik perakitan kendaraan roda empat juga bukan diciptakan orang Jepang, patennya dimiliki orang Amerika. Tapi ternyata Jepang dengan inovasinya bisa mengembangkan industri perakitan kendaraan yang lebih cepat dan murah.


6. Pantang Menyerah
Sejarah membuktikan bahwa Jepang termasuk bangsa yang tahan banting dan pantang menyerah. Puluhan tahun dibawah kekaisaran Tokugawa yang menutup semua akses ke luar negeri, Jepang sangat tertinggal dalam teknologi.
Ketika restorasi Meiji (meiji ishin) datang, bangsa Jepang cepat beradaptasi dan menjadi fast-learner. Kemiskinan sumber daya alam juga tidak membuat Jepang menyerah.
Tidak hanya menjadi pengimpor minyak bumi, batubara, biji besi dan kayu, bahkan 85% sumber energi Jepang berasal dari negara lain termasuk Indonesia . Kabarnya kalau Indonesia menghentikan pasokan minyak bumi, maka 30% wilayah Jepang akan gelap gulita.
Rentetan bencana terjadi di tahun 1945, dimulai dari bom atom di Hiroshima dan Nagasaki , disusul dengan kalah perangnya Jepang, dan ditambah dengan adanya gempa bumi besar di Tokyo, ternyata Jepang tidak habis.
Dalam beberapa tahun berikutnya Jepang sudah berhasil membangun industri otomotif dan bahkan juga kereta cepat (shinkansen) .
Mungkin cukup menakjubkan bagaimana Matsushita Konosuke yang usahanya hancur dan hampir tersingkir dari bisnis peralatan elektronik di tahun 1945 masih mampu merangkak, mulai dari nol untuk membangun industri sehingga menjadi kerajaan bisnis di era berikutnya.
Akio Morita juga awalnya menjadi tertawaan orang ketika menawarkan produk Cassete Tapenya yang mungil ke berbagai negara lain. Tapi akhirnya melegenda dengan Sony Walkman-nya.
Yang juga cukup unik bahwa ilmu dan teori dimana orang harus belajar dari kegagalan ini mulai diformulasikan di Jepang dengan nama shippaigaku (ilmu kegagalan).









7. Budaya Baca
Jangan kaget kalau Anda datang ke Jepang dan masuk ke densha (kereta listrik), sebagian besar penumpangnya baik anak-anak maupun dewasa sedang membaca buku atau koran.
Tidak peduli duduk atau berdiri, banyak yang memanfaatkan waktu di densha untuk membaca. Banyak penerbit yang mulai membuat man-ga (komik bergambar) untuk materi-materi kurikulum sekolah baik SD, SMP maupun SMA.
Pelajaran Sejarah, Biologi, Bahasa, dsb disajikan dengan menarik yang membuat minat baca masyarakat semakin tinggi. Budaya baca orang Jepang juga didukung oleh kecepatan dalam proses penerjemahan buku-buku asing (bahasa inggris, perancis, jerman, dsb).
Konon kabarnya legenda penerjemahan buku-buku asing sudah dimulai pada tahun 1684, seiring dibangunnya institute penerjemahan dan terus berkembang sampai jaman modern. Biasanya terjemahan buku bahasa Jepang sudah tersedia dalam beberapa minggu sejak buku asingnya diterbitkan.

 
 

8. Kerjasama Kelompok
Budaya di Jepang tidak terlalu mengakomodasi kerja-kerja yang terlalu bersifat individualistik. Termasuk klaim hasil pekerjaan, biasanya ditujukan untuk tim atau kelompok tersebut.
Fenomena ini tidak hanya di dunia kerja, kondisi kampus dengan lab penelitiannya juga seperti itu, mengerjakan tugas mata kuliah biasanya juga dalam bentuk kelompok.
Kerja dalam kelompok mungkin salah satu kekuatan terbesar orang Jepang. Ada anekdot bahwa “1 orang professor Jepang akan kalah dengan satu orang professor Amerika, namun 10 orang professor Amerika tidak akan bisa mengalahkan 10 orang professor Jepang yang berkelompok”.
Musyawarah mufakat atau sering disebut dengan “rin-gi” adalah ritual dalam kelompok. Keputusan strategis harus dibicarakan dalam “rin-gi”.
9. Mandiri
Sejak usia dini anak-anak dilatih untuk mandiri. Bahkan seorang anak TK sudah harus membawa 3 tas besar berisi pakaian ganti, bento (bungkusan makan siang), sepatu ganti, buku-buku, handuk dan sebotol besar minuman yang menggantung di lehernya.
Di Yochien setiap anak dilatih untuk membawa perlengkapan sendiri, dan bertanggung jawab terhadap barang miliknya sendiri. Lepas SMA dan masuk bangku kuliah hampir sebagian besar tidak meminta biaya kepada orang tua.
Biasanya mereka mengandalkan kerja part time untuk biaya sekolah dan kehidupan sehari-hari. Kalaupun kehabisan uang, mereka “meminjam” uang ke orang tua yang nantinya akan mereka kembalikan di bulan berikutnya.

10. Jaga Tradisi & Menghormati Orang Tua
Perkembangan teknologi dan ekonomi, tidak membuat bangsa Jepang kehilangan tradisi dan budayanya. Budaya perempuan yang sudah menikah untuk tidak bekerja masih ada dan hidup sampai saat ini.
Budaya minta maaf masih menjadi reflek orang Jepang. Kalau suatu hari Anda naik sepeda di Jepang dan menabrak pejalan kaki, maka jangan kaget kalau yang kita tabrak malah yang minta maaf duluan.
Sampai saat ini orang Jepang relatif menghindari berkata “tidak” apabila mendapat tawaran dari orang lain. Jadi kita harus hati-hati dalam pergaulan dengan orang Jepang karena “hai” belum tentu “ya” bagi orang Jepang.
Pertanian merupakan tradisi leluhur dan aset penting di Jepang. Persaingan keras karena masuknya beras Thailand dan Amerika yang murah, tidak menyurutkan langkah pemerintah Jepang untuk melindungi para petaninya.
Kabarnya tanah yang dijadikan lahan pertanian mendapatkan pengurangan pajak yang signifikan, termasuk beberapa insentif lain untuk orang-orang yang masih bertahan di dunia pertanian. Pertanian Jepang merupakan salah satu yang tertinggi di dunia.

13 September 2011

BACA KANAN KE KIRI


Masa itu, sy dlm kondisi pengobatan. Trigliserid 3 kali lipat dr batas normal membuat sy sering meradang sbb vertigo. Dunia spt jungkir balik dan sy pun berobat dgn seorg professor. Hasilnya, ada bbrp obat yg perlu dikonsumsi dan diet bbrp jenis makanan terlarang sesaat. Sy dianjurkan utk bnyk konsumsi buah & sayuran. Sy pun 'terpaksa' nurut demi kesembuhan.

Msh teringat jelas saat suatu pagi sy diminta berceramah. Di sbh keluarga berada di daerah Radio Dalam, Jakarta . Usai acara sy dipersilakan menikmati makanan. Sy pun menyambut ajakan tuan rumah. Sblm tiba di meja makan prasmanan, sy persilakan seorg yg 'paling sepuh' di sana utk mengambil jamuan. Maka 'kakek' itu mengambil makanan dan sy berdiri kedua dlm giliran.

Sy menyaksikan betapa sang kakek mengambil semua makanan yg disajikan. Tdk ada yg terlewat, sementara sy hny mengambil sayur & buah.

Usai mengambil makanan, sy sengaja duduk di sisi beliau. "Masya Allah....!" Sy berdecak kagum melihat piring beliau 'munjung' dgn makanan. Sementara sy yg jauh lbh muda hny seperempat piring sj terisi sayur & buah. Terus terang sy merasa iri kpdnya.

Saat duduk di sampingnya, sy berujar, "Belum ada pantangan makan ya pak?!"  Beliau tersenyum dan berkata, "Coba ustadz terka berapa umur saya...?!"
Sy menjawab dgn senyum seraya menerka, "Enam puluh tiga... Enam puluh lima ... Enam puluh tujuh..." Anehnya, stp kali sy coba menerka umur, beliau selalu menggeleng dan tersenyum sambil berkata bahwa terkaan sy salah.

Tiga kali sy menerka selalu salah. Demi Allah, paras tubuhnya memberi isyarat kpd sy bhw umur beliau blm lbh dr kisaran 60-an. Hingga sy mulai menampakkan mimik bingung di wajah.

Rupanya si kakek menikmati permainan tebak umur itu dgn saya. Dalam kebingungan yg sy alami, beliau tetap tersenyum dan mulai menjelaskan dgn ujarnya, "Coba ustadz lihat di rambut kepala saya... Adakah uban di sana ...? Kacamata yg sy pakai ini bukan minus atau plus. Mata sy msh awas & terang, Alhamdulillah. Ini sy gunakan hny utk menangkal sinar terik matahari.... Umur saya Alhamdulillah baru 83 tahun!!!"

Sy terperanjat mendengar ujar beliau. Gak masuk akal bagi sy umur beliau 83 thn tanpa uban di kepala. Semntara sy yg berusia 30-an sdh bnyk sekali uban bertabur. Apalg sy menggunakan kacamata minus tebal. Merasa tertarik dgn fakta ini sy kejar beliau dgn tanya menyusul, "Apa resepnya bisa hidup sehat, pak?!"

Beliau tersenyum dan membalas tanya sy dgn sbh pertanyaan, "Ustadz, suka baca Al Quran?!" Sy merasa aneh dgn pertanyaan ini. Dlm batin sy berkata, "saya ini ustadz... Masa ditanya kayak begituan?!"
Saya jawab beliau, "Ya, sy suka baca Al Quran!"

"Brp kali dlm sehari...?" Kejar beliau. "Minimal sekali dlm sehari. Rutin ba'da subuh sy membacanya" ujar saya.
"Oooo...., cuma sekali. Jadi lbh banyak makan dong daripada baca Al Quran?!" Lanjutnya.

Terus terang sy merasa terhina dgn ucapan beliau. Tp refleks sy lgsg bertanya, "Apa hubungan baca Al Quran dgn hidup sehat & awet muda?!"

Beliau jawab pertanyaan sy dgn bijak kali ini sambil menjelaskan, "Ustadz...., sampai kini guru saya msh hidup. Beliau tinggal di Sumatera Barat. Umur beliau saat ini 97 tahun, dan Alhamdulillah kemanapun ia masih menyetir mobil sendiri. Beliau sehat di usianya yg senja... Resep ini sy dapat dari beliau. Resep yg amat mudah dan simple; yaitu MEMPERBANYAK BACA DARI KANAN KE KIRI bukan sebaliknya...."

Subhanallah... Sy bergumam. Kagum dan syukur sy mendapat sbh ilmu berharga ttg kesehatan dari seorg kakek di siang itu. Saat itu sy baru menyadari sbh hikmah mengapa Allah pilih bahasa arab utk Al Quran. Rupanya ayat 2 dalam surat Yusuf yg sering sy baca, baru kini sy mengerti salah satu hikmahnya.

Selamat hidup sehat dgn Al Quran, sobat!

***


Wassalam,
Bobby Herwibowo

08 Agustus 2011

Bulan Puasa Itu Bulan Produktivitas !





Seharusnya pada bulan Ramadhan ini, bulan yang diyakini sebagai bulan yang mulia, bulan yang selalu ditunggu-tunggu kedatangannya oleh setiap kaum muslim, akan selalu meningkatkan kesejahteraan bangsa!!




Bagaimana tidak? Coba simak sabda Rasulullah saw yang pada intinya menyatakan bahwa : ” Pada bulan ini tarikan dan desahan nafas orang-orang beriman yang berpuasa adalah tasbih, tidurnya adalah ibadah. Bulan dimana hari-harinya sangat mulia, waktu malamnya sangat mulia, detik demi detik waktunya adalah waktu yang paling berharga, semua permohonan yang dipanjatkan dengan khusu’ akan diijabah, semua amal baik pasti diterima dan doa-doanya dikabulkan.” Sepanjang bulan Ramadhan ini, Allah melipat-gandakan balasan setiap amalan kebaikan.






Semua orang tahu semua orang muslim meyakini, bahwa setiap langkah kaki menuju tempat kerja akan dibalas dengan kucuran rejeki tak terhingga. Setiap usaha yang memudahkan urusan orang akan diberikan pahala tiada tara. Setiap tetes keringat yang mengucur saat menuntaskan tugas akan diganti dengan kesejukan yang menenteramkan kelak saat di padang mahsyar. Bibir yang kering karena memberikan informasi dan senyum ikhlas juga dihadiahi air pelepas dahaga dalam perjalanan menuju surga. Dan lain sebagainya.






Tetapi lihatlah kenyataan selama lima hari kita berpuasa di tahun ini. ternyata, jam pelayanan para Abdi Masyarakat menjadi lebih pendek. Masjid-masjid penuh dengan orang-orang yang tidur menunggu waktu berbuka dengan meninggalkan tugas pokok kewajibannya dalam melayani masyarakat. Banyak orang mengabaikan bahwa bulan ini adalah bulan mulia, bulan kesempatan untuk bekerja sekuat tenaga, agar mendapatkan pahala yang tak terhingga.






Dengan alasan menjalankan ibadah puasa, seolah sah-sah saja jika kita bermalas-malasan, seolah wajar jika pelayanan ditunda, karena badan lemas, mulut haus dan perut lapar. Kita lupa bahwa pada bulan puasa justru seharusnya semua aktivitas menjadi ditingkatkan berlipat ganda!






Kondisi seperti ini harus segera diakhiri. Alih-alih berteriak menuntut agar orang-orang non muslim menghormati mereka yang berpuasa agar tidak makan minum di area terbuka, kenapa tidak kita yang orang muslim menunjukkan ketegaranya saat berpuasa? Jangan jadikan bulan Ramadhan ini bulan kemalasan nasional, jangan kita gunakan agama sebagai dalih untuk bermalas-malasan, karena ini hanya akan memalukan Islam, merendahkan kita dan merugikan bangsa.
(Wisnu Darjono)



21 Juni 2011

Fokus dan Kejar Mimpimu

Di suatu kampung katak di pelosok daerah manusia, kabarnya terdapat sebuah Kotak ajaib yang diyakini dapat mengabulkan semua permintaan pembukanya. Box tersebut berada di puncak bukit yang mempunyai ketinggian 1000 m. Suatu ketika saat gosip tersebut mulai meluas, maka katak pun berkumpul di kaki bukit untuk bersiap-siap melompat ke puncak itu. Terdapat sekitar 500an katak di sana.

Dan tiba-tiba melompatlah seekor katak ke bukit tersebut dengan susah payah, akhirnya setelah beberapa saat katak itu jatuh dan terguling-guling turun. Lalu katak itu pun berkata kepada katak yang lain kalau ini mustahil untuk didaki katak. Katak-katak yang mencoba pun sudah banyak sekali yang gagal.

Tidak lama setelah itu muncul lagi seekor katak dari belakang dan langsung melompat ke atas bukit dengan penuh semangat, terus terus dan terus. Tapi setelah beberapa saat maka katak-katak yang gagal tersebut mulai meneriaki katak itu "oooiii... kamu ga mungkin bisa lah, kita ini cuma katak mana mungkin bisa mendaki bukit setinggi 1000 m!!!". Katak yang sedang melompat pun spontan menoleh ke belakang dan akhirnya.. buumm, ia terpeleset dan jatuh lagi ke bawah. Ia pun gagal!!

Sudah hampir separuh katak yang mencoba dan gagal, tapi di satu sisi ada seekor katak yang sudah melompat setinggi 500m lebih dengan sangat cepat. Sepertinya katak itu akan berhasil... tapi tiba-tiba semua katak yang di bawah berseru lagi "oooiii... jangan buang waktu lah kita nih cuma katak, mana mungkin bisa!! Belum tentu juga Kotak itu adalah Kotak ajaib!!!"

Si katak yang saat itu sudah mencapai 700m pun, berhenti sambil berpikir. "Benar juga yah, belum tentu Kotak ini bisa mengabulkan permintaan saya. Lagian saya kan cuma katak". Tiba-tiba si katak pun turun ke bawah dengan sendirinya sambil banyak berpikir.

Setelah beberapa saat tidak ada katak yang mencoba mendaki gunung, dari kejauhan terlihat katak yang sedang melompat dengan sangat kuat sekali. Tiba-tiba ...... wwuusshh si katak itu mulai melompat ke atas bukit dan terus melompat tanpa berhenti. Dengan sangat cepat ia sudah mendaki 200m, 300m, dan 500m. Katak-katak yang di bawah pun mulai meneriaki dia!!

"oooiii... kmu ga akan bisa, kita ini cuma katak!! Belum tentu juga itu ada kotak ajaibnya!!" Tapi si katak itu terus melompat tanpa menoleh ke belakang . Tinggal 200m, 100m, dan sampai lah katak itu di puncak. Dengan perasaan deg-degan katak itu membuka kotak tersebut sambil meminta untuk menjadi manusia!! Dan tiba-tiba jadilah ia seorang pria yang tampan...

Wartawan dari berbagai kantor berita pun mulai menemui katak dan mewawancarainya "Hai katak kenapa kamu bisa sampai di atas sini??" Jawab katak "saya sampai di puncak!!!". Lalu wartawan pun bingung dengan jawaban katak dan mencoba bertanya lagi "Kenapa kamu bisa tapi teman-teman kamu ga bisa??" "saya jadi manusia sekarang..."jawab si katak. Karena jawabannya selalu tidak sesuai akhirnya ia pun dibawa wartawan ke RS dan akhirnya diketahui kalau katak yang menjadi orang tersebut ternyata adalah Seekor Katak Yang Tuli.

Moral cerita ini adalah :

Disadari atau tidak seringkali pada saat kita ingin mencapai sesuatu banyak sekali halangan yang harus dihadapi. Mulai dari orang yang tidak dikenal, teman, bahkan sampai keluarga. Ada yang bilang kita ga bisa lah, ada yang bilang ga mungkin lah, dll. Banyak sekali orang-orang yang gagal ingin kita mengikuti kegagalannya!! Tapi iya, ini adalah mimpi kita sendiri jadi kalau kita benar-benar yakin dengan apa yang kita ingini, tutup mata kita, tutup telinga kita, dan jalani sesuai keyakinan kita!!!

09 Juni 2011

Berhenti Mencoba

Suatu saat, seorang peneliti melakukan percobaan dengan ikan untuk mengetahui apakah hewan berdarah dingin tersebut bisa kehilangan kepercayaan.

Sebuah kotak yang tidak terlalu besar diisi air. Kemudian, ditengah kotak tersebut diberi pembatas sebuah kaca bening. Di salah satu sisi dimasukan ikan yang relatif besar dan sangat kelaparan. Sedangkan di sisi lainnya, dimasukan beberapa ekor ikan kecil yang cukup untuk dimakan oleh si ikan besar.

Melihat hadirnya ikan-ikan kecil yang biasa menjadi mangsanya itu, ikan besar langsung menjadi beringas. Dengan penuh semangat ia berenang ke arah ikan-ikan kecil berada. Apa yang terjadi? kita semua sudah dapat menduganya. Setiap kali Ikan besar berenang menghampiri mangsanya, setiap kali itu pula dia menabrak dinding kaca pembatas.

Rasa lapar yang amat sangat memaksanya untuk terus mencoba, sampai akhirnya dia menghentikan usahanya yang sia-sia tersebut. Dan... menyerahlah si Ikan besar.

Percobaan dilanjutkan, kali ini kaca pembatas yang ada di tengah-tengah kotak air tersebut diambil. Sekarang apa yang yang terjadi?

Ajaib! Dengan leluasa ikan-ikan kecil dapat berenang, bahkan sampai mendekati dan menyentuh sirip atau insang ikan besar yang tetap diam dan tak bergerak sedikitpun. Bisa saja sebenarnya si Ikan besar melahap Ikan-ikan kecil, tapi ia diam saja.

Ikan besar telah menyerah, pasrah dengan asumsi bahwa sekarang bukan saatnya untuk menyantap mangsa walaupun sebenarnya dia mempunyai kesempatan.

Kisah ini ada persamaannya dengan kita saat menjalankan pekerjaan sehari-hari. Banyak orang yang mempunyai kesempatan, namun selalu berpikir bahwa rintangannya terlalu banyak dan tidak mungkin dapat teratasi.

Di sisi lain dia juga tidak berbuat apapun untuk mengatasinya sehingga menghasilkan sikap peduli amat (I don't care), sama seperti Ikan besar dalam cerita di atas yang akhirnya akhirnya menyerah, pasrah.

Manusia pesimistis, seperti si ikan besar, sering membiarkan kesempatan berlalu begitu saja. Banyak hal sebenarnya yang dapat anda lakukan agar pekerjaan menjadi lebih menarik, menantang dan memuaskan. Anda juga dapat menganalisa metode-metode atau teknik-teknik apa yang cocok untuk meningkatkan hasil kerja anda. Sejuta cara dapat kita coba dan lakukan terus untuk mencapai target kita. Jauh lebih memuaskan daripada sekedar mengkritik tanpa sedikitpun melakukan tindakan positif.

08 Juni 2011

Fokus dan Nikmati Pekerjaanmu

Alkisah, ada seorang pianis yang sangat piawai memainkan tuts pianonya. Dia telah memenangi banyak kejuaraan dan telah menjalani pertunjukan di berbagai tempat. Tidak peduli penonton yang menyaksikan pertunjukkannya banyak atau sedikit, ataupun dia berhasil memenangkan pertadingan atau tidak, saat bermain piano, wajahnya tampak selalu berseri-seri, enjoy, seakan di sanalah letak segala kebahagiaannya.

Pada suatu hari, saat reuni dengan teman-teman lamanya, seorang sahabat bertanya kepadanya, "Kami perhatikan, saat bermain piano, kamu terlihat begitu senang dan bahagia. Sepertinya tidak ada kesusahan sama sekali!"

"Lho, hidup memang seharusnya dihadapi dengan senang kan?" jawabnya si pianis sambil tersenyum. Lalu ia melanjutkan, "Yah, kalian tahu kan bagaimana masa remajaku dulu. Begitu banyak hobi dan aktivitas yang aku geluti. Mulai dari menggambar, bermain musik, juga berbagai cabang olah raga. Ambisiku satu, yaitu ingin selalu menjadi juara di setiap lomba. Aku rajin berlatih dan berusaha, tetapi karena begitu banyak kegiatan, akhirnya tidak mampu berprestasi secara maksimal dan gagal. Kegagalan-kegagalan itu membuatku kecewa, marah, sedih, dan frustasi pada diri sendiri. Aku pun mulai malas-malasan dan kehilangan motivasi sehingga pelajaran di sekolah pun ikut jatuh."

"Sekarang kamu bisa menjadi seorang pianis hebat yang tampak selalu happy. Bagaimana ceritanya?" tanya temannya penasaran.

"Melihat raporku yang jelek dan kelakuanku yang menyebalkan, ayahku tidak marah dan berusaha menyadarkan aku. Suatu hari, saat kami sedang bersantai, ayah melakukan sedikit eksperimen. Beliau mengambil segenggam jagung dan sebuah corong kecil. Telapak tanganku diletakkan di bawah corong. 'Kamu tangkap jagung ini ya,' kata ayah.Lalu dilepaslah sebiji jagung, yang segera meluncur cepat dan tertangkap di telapak tanganku. Kemudian satu biji lagi, dan tertangkap lagi dengan sempurna.

'Nah, sekarang siap-siap ya!' seru ayah sambil melepas segenggam jagung ke corong. Apa hasilnya? Tidak ada satu biji jagung pun yang jatuh ke tanganku karena lobang corong kecil dan biji jagung tersumbat di situ.

Begini penjelasan ayahku: 'Seperti itulah kehidupan ini; setiap hal atau pekerjaan harus dikerjakan satu persatu, fokus, dan penuh konsentrasi. Maka setiap pekerjaan akan bisa diselesaikan dengan baik dan maksimal, sehingga kamu puas dan merasa bahagia.'"

Netter yang Luar Biasa!

Seringkali kita berkeinginan melakukan banyak pekerjaan sekaligus dan mendapatkan hasil yang memuaskan, namun dalam kenyataannya justru kekecewaan yang didapat.

Untuk menghasilkan sukses yang luar biasa, kita harus fokus pada satu titik pekerjaan terlebih dahulu. Lakukan pekerjaan satu persatu dan fokuskan pada apa yang menjadi kelebihan kita. Jika kita melakukan pekerjaan dengan penuh cinta, konsentrasi, dan keyakinan, niscaya hasilnya akan memuaskan, bahkan tidak jarang dampaknya akan mengejutkan!



Penulis : Andrie Wongso


wortel, telur Dan kopi ... Maka, yang manakah dirimu?

Seorang anak mengeluh pada ayahnya tentang hidupnya yang sulit. Ia tidak tahu lagi harus berbuat apa dan ingin menyerah saja. Ia lelah berjuang. Setiap saat satu persoalan terpecahkan, persoalan yang lain muncul. Ayahnya, seorang juru masak, tersenyum dan membawa anak perempuannya ke dapur. Ia lalu mengambil tiga buah panci, mengisinya masing-masing dengan air dan meletakkannya pada kompor yang menyala. Beberapa saat kemudian air dalam panci-panci itu mendidih. Pada panci pertama, ia memasukkan wortel. Lalu, pada panci kedua ia memasukkan telur. Dan, pada panci ketiga ia memasukkan beberapa biji kopi tumbuk.Ia membiarkan masing-masing mendidih.

Selama itu ia terdiam seribu basa. Sang anak menggereget gigi, tak sabar menunggu dan heran dengan apa yang dilakukan oleh ayahnya. Dua puluh menit kemudian, sang ayah mematikan api. Lalu menyiduk wortel dari dalam panci dan meletakkanya pada sebuah piring. Kemudian ia mengambil telur dan meletakkanya pada piring yang sama. Terakhir ia menyaring kopi yang diletakkan pada piring itu juga.

Ia lalu menoleh pada anaknya dan bertanya,

"Apa yang kau lihat, nak?"

"Wortel, telur, dan kopi, " jawab sang anak. Ia membimbing anaknya mendekat dan memintanya untuk memegang wortel. Anak itu melakukan apa yang diminta dan mengatakan bahwa wortel itu terasa lunak. Kemudian sang ayah meminta anaknya memecah telur. Setelah telur itu dipecah dan dikupas, sang anak mengatakan bahwa telur rebus itu kini terasa keras. Sang anak tersenyum saat mencicipi aroma kopi yang sedap itu.

"Apa maksud semua ini, ayah?" tanya sang anak.

Sang ayah menjelaskan bahwa setiap benda tadi telah mengalami hal yang sama, yaitu direbus dalam air mendidih, tetapi selepas perebusan itu mereka berubah menjadi sesuatu yang berbeda-beda. Wortel yang semula kuat dan keras, setelah direbus dalam air mendidih, berubah menjadi lunak dan lemah.

Sedangkan telur, sebaliknya, yang semula mudah pecah, kini setelah direbus menjadi keras dan kokoh. Sedangkan biji kopi tumbuk berubah menjadi sangat unik. Biji kopi, setelah direbus, malah mengubah air yang merebusnya itu.

"Maka, yang manakah dirimu?" tanya sang ayah pada anaknya.

"Di saat kesulitan menghadang langkahmu, perubahan apa yang terjadi pada dirimu? Apakah kau menjadi sebatang wortel, sebutir telur atau biji kopi?"

Intropeksi !

Dr. Arun Gandhi, cucu mendiang Mahatma Gandhi bercerita, pada masa kecil ia pernah berbohong kepada ayahnya. Saat itu ia terlambat menjemput ayahnya dengan alasan mobilnya belum selesai diperbaiki, padahal sesungguhnya mobil telah selesai diperbaiki hanya saja ia terlalu asyik menonton bioskop shg lupa akan janjinya.

Tanpa sepengetahuannya sang ayah sudah menelpon bengkel lebih dulu shg sang ayah tahu ia berbohong.

Lalu wajah ayah tertunduk sedih, sambil menatap Arun sang ayah berkata, "Arun, sepertinya ada sesuatu yang salah dengan ayah dalam mendidik dan membesarkan kamu, sehingga kamu tidak punya keberanian untuk berbicara jujur kepada ayah. Untuk menghukum kesalahan ayah ini, biarlah ayah pulang dengan berjalan kaki, sambil merenungkan di mana letak kesalahannya"

Dr. Arun berkata: "Sungguh saya begitu menyesali perbuatan saya tersebut. Sejak saat itu seumur hidup, saya selalu berkata jujur pada siapapun."

"Seandainya saja saat itu ayah menghukum saya, mungkin saya akan menderita atas hukuman itu, dan mungkin hanya sedikit saja menyadari kesalahan saya.Tapi dengan tindakan mengevaluasi diri yang dilakukan ayah, meski tanpa kekerasan, justru memiliki kekuatan luar biasa untuk mengubah diri saya sepenuhnya."

Para orangtua, mari kita membiasakan diri untuk selalu bertanya, "Apa yang salah dari saya, mengapa anak saya bisa seperti itu....??"

Cerita Sungai dan Empang

Dibandingkan dengan dirimu, alangkah mujur nasibku ini. Memang aku tidak setenar dirimu dan tidak tercetak di gambar peta. Tidak ada orang yang menyanjungku dan membuat lagu untukku. Tapi untukku semua itu tidak ada artinya. Lihatlah, aku selalu berbaring di atas tanah lembab yang empuk, layaknya seorang putri sedang tidur di atas kasur bulu angsa. Aku bisa menikmati kedamaian dan keindahan alam setiap saat, tidak perlu terganggu oleh kapal dan perahu yang berat, kotor, dan berisik itu.



Memang kadang ada sih, sedikit musibah mengganggu ketenanganku, itupun hanya karena selembar daun yang terjatuh di permukaan airku. Bahkan tiupan angin dari empat arah pun tidak pernah mengganggu kedamaian hidupku. Alangkah nikmatnya hidup ini dan aku tidak mau menukar dengan apapun untuk beralih menjadi seperti dirimu."


Mendengar kalimat panjang dari si empang, dengan sabar si sungai menjawab, "Sobat empang, namaku adalah sungai, karenanya aku wajib meninggalkan kehidupan yang santai, aku harus mengikuti hukum alam, setiap hari mengalir tidak berhenti. Dengan bantuan angin dan tanah, arus airku ini melayani berbagai kebutuhan manusia. Aku memberikan seluruh tenagaku kepada alam. Dari situlah aku mendapat penghormatan dan sanjungan. Seumur hidupku aku akan mengalir dan terus mengalir dan aku pasti akan selalu diingat manusia sepanjang masa. Dan waktu itu, kamu entah di mana, orang-orang pun pasti akan melupakanmu!"


Dan benar seperti yang dikatakan si sungai, dia terus mengalir sepanjang tahun dan si empang semakin lama makin mengering dan akhirnya dilupakan orang.

Dalam cerita di atas, empang berkisah sebagai insan yang puas hanya berdiam diri dengan keberadaannya tanpa berbuat apa-apa. Egois dan hanya memikirkan kepentingannya, dirinya sendiri.

Sedangkan sungai menunjukkan sosok pribadi yang menghargai jati diri, siap melayani, dan membantu orang lain sehingga dapat menikmati kehidupannya dengan selalu bersahaja dan berbahagia.


Insan yang manakah kita?


Andrie Wongso

11 Mei 2011

SETIAP KEMENANGAN BUTUH KESABARAN

Di suatu sore, seorang anak datang kepada ayahnya yg sedang baca koran…


“Ayah, ayah” kata sang anak… “Ada apa?” tanya sang ayah…..


“aku capek, sangat capek … aku capek karena aku belajar mati matian untuk mendapat nilai bagus sedang temanku bisa dapat nilai bagus dengan menyontek…aku mau menyontek saja! aku capek.…


aku capek, sangat capek karena aku harus menjaga lisanku untuk tidak menyakiti, sedang temanku enak saja berbicara sampai aku sakit hati…


aku capek, sangat capek karena aku harus menjaga sikapku untuk menghormati teman teman ku, sedang teman-temanku seenaknya saja bersikap kepada ku…


aku capek ayah, aku capek menahan diri…aku ingin seperti mereka…mereka terlihat senang, aku ingin bersikap seperti mereka ayah ! ..” sang anak mulai menangis…


Kemudian sang ayah hanya tersenyum dan mengelus kepala anaknya sambil berkata ” anakku ayo ikut ayah, ayah akan menunjukkan sesuatu kepadamu”, lalu sang ayah menarik tangan sang anak kemudian mereka menyusuri sebuah jalan yang sangat jelek, banyak duri, serangga, lumpur, dan ilalang… lalu sang anak pun mulai mengeluh ” ayah mau kemana kita?? aku tidak suka jalan ini, lihat sepatuku jadi kotor, kakiku luka karena tertusuk duri. badanku dikelilingi oleh serangga, berjalanpun susah krn ada banyak ilalang… aku benci jalan ini ayah” … sang ayah hanya diam.

Dan akhirnya mereka sampai pada sebuah telaga yang sangat indah, airnya sangat segar, ada banyak kupu kupu, bunga bunga yang cantik, dan pepohonan yang rindang…

“Wwaaaah… tempat apa ini ayah? aku suka! aku suka tempat ini!” sang ayah hanya diam dan kemudian duduk di bawah pohon yang rindang beralaskan rerumputan hijau.

“Kemarilah anakku, ayo duduk di samping ayah” ujar sang ayah, lalu sang anak pun ikut duduk di samping ayahnya. ” Anakku, tahukah kau mengapa di sini begitu sepi? padahal tempat ini begitu indah…?”


” Tidak tahu ayah, memangnya kenapa?”

” Itu karena orang orang tidak mau menyusuri jalan yang jelek tadi, padahal mereka tau ada telaga di sini, tetapi mereka tidak bisa bersabar dalam menyusuri jalan itu. Anakku, butuh kesabaran dalam belajar, butuh kesabaran dalam bersikap baik, butuh kesabaran dalam kujujuran, butuh kesabaran dalam setiap kebaikan agar kita mendapat kemenangan, seperti jalan yang tadi… bukankah kau harus sabar saat ada duri melukai kakimu, kau harus sabar saat lumpur mengotori sepatumu, kau harus sabar melewati ilalang dan kau pun harus sabar saat dikelilingi serangga… dan akhirnya semuanya terbayar kan? ada telaga yang sangatt indah.. seandainya kau tidak sabar, apa yang kau dapat? kau tidak akan mendapat apa apa anakku, oleh karena itu bersabarlah anakku”

” Tapi ayah, tidak mudah untuk bersabar ”

” Aku tau, oleh karena itu ada ayah yang menggenggam tanganmu agar kau tetap kuat … begitu pula hidup, ada ayah dan ibu yang akan terus berada di sampingmu agar saat kau jatuh, kami bisa mengangkatmu, tapi… ingatlah anakku… ayah dan ibu tidak selamanya bisa mengangkatmu saat kau jatuh, suatu saat nanti, kau harus bisa berdiri sendiri… maka jangan pernah kau gantungkan hidupmu pada orang lain, jadilah dirimu sendiri… seorang pemuda yang kuat, yang tetap tabah karena ia tahu ada Tuhan di sampingnya… maka kau akan dapati dirimu tetap berjalan menyusuri kehidupan saat yang lain memutuskan untuk berhenti dan pulang… maka kau tau akhirnya kan?”

” Ya ayah, aku tau.. aku akan dapat surga yang indah yang lebih indah dari telaga ini … sekarang aku mengerti … terima kasih ayah , aku akan tegar saat yang lain terlempar ” Sang ayah hanya tersenyum sambil menatap wajah anak kesayangannya

Apa Kata Orang Lain

Dibicarakan orang lain adalah tanda Anda dipikirkan mereka.

Ditiru orang lain tanda Anda disukai mereka.
Dizalimi orang lain tanda mereka tidak bisa lakukan seperti yang Anda capai.


Apapun itu, semuanya adalah pengakuan tersembunyi untuk Anda.
Orang-orang besar dan kecil sama-sama bicarakan Anda.
Bedanya, orang besar mengakui kebesaran Anda lewat kata-katanya,
sementara orang kecil berusaha menutupinya.

13 April 2011

PANGGILAN BAGI JIWA-JIWA YANG KUAT



Wahai jiwa yang kuat....
Mengapa muram durja ketika Tuhan Bersamamu
Mengapa merasa kekurangan ketika Sang Maha Kaya selalu berada disisimu
Mengapa merasa sepi ketika Sang Maha Pelindung mendekapmu
Mengapa merasa bodoh ketika Sang Maha Cerdas didalam dirimu
Mengapa merasa lelah ketika Pencipta Energi ada dalam dirimu
 
Wahai jiwa yang bersyukur....
Mengapa tidak kau manfaatkan potensi yang sudah ada dalam dirimu, padahal Tuhan sudah mencukupi semuanya.
Mengapa banyak waktu kau sia-siakan padahal Tuhan sudah menciptakan waktu sedemikian panjang.
Mengapa tidak kau cintai pekerjaanmu padahal Tuhan sudah menyiapkan hasil bagi orang-orang yang mau terus berupaya dan mencintai pekerjaannya
Mengapa selalu mengeluh dan tidak sabar padahal Kesuksesan sudah pasti disediakan bagi setiap manusia yang mengikuti hukumNya
Mengapa selalu ragu padahal Tuhan tak pernah ingkar janji.
Mengapa selalu terburu-buru padahal semua sukses selalu berdasarkan hukum dan waktunya
 
Wahai jiwa jiwa yang masih terombang-ambing dalam hidup,
Yakinlah semua yang dibutuhkan ada dalam dirimu
Tuhan selalu bersamamu dan selalu siap memenuhi keinginanmu
 
Kini kita tinggal  bersyukur, berjuang sepenuh hati, fokus, tekun dan yakini bahwa janjiNya tak pernah Dia pungkiri......

Lalu lihat apa yang akan terjadi

08 April 2011

Kisah Pohon Apel dan Seorang Anak Kecil


Suatu ketika, hiduplah sebatang pohon apel besar dan anak lelaki yang senang bermain-main di bawah pohon apel itu setiap hari. Ia senang memanjatnya hingga ke pucuk pohon, memakan buahnya, tidur-tiduran di keteduhan rindang daun-daunnya. Anak lelaki itu sangat mencintai pohon apel itu. Demikian pula, pohon apel sangat mencintai anak kecil itu.
 
Waktu terus berlalu. Anak lelaki itu kini telah tumbuh besar dan tidak lagi bermain-main dengan pohon apel itu setiap harinya. Suatu hari ia mendatangi pohon apel. Wajahnya tampak sedih. "Ayo ke sini bermain-main lagi denganku," pinta pohon apel itu.
 
"Aku bukan anak kecil yang bermain-main dengan pohon lagi." jawab anak lelaki itu. "Aku ingin sekali memiliki mainan, tapi aku tak punya uang untuk membelinya."
Pohon apel itu menyahut, "Duh, maaf aku pun tak punya uang... tetapi kau boleh mengambil semua buah apelku dan menjualnya. Kau bisa mendapatkan uang untuk membeli mainan kegemaranmu."
 
Anak lelaki itu sangat senang. Ia lalu memetik semua buah apel yang ada di pohon dan pergi dengan penuh suka cita. Namun, setelah itu anak lelaki tak pernah datang lagi. Pohon apel itu kembali sedih.
 
Suatu hari anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel sangat senang melihatnya datang. "Ayo bermain-main denganku lagi." kata pohon apel
"Aku tak punya waktu," jawab anak lelaki itu. "Aku harus bekerja untuk keluargaku. Kami membutuhkan rumah untuk tempat tinggal. Maukah kau menolongku?"
"Duh, maaf aku pun tak memiliki rumah. Tapi kau boleh menebang semua dahan rantingku untuk membangun rumahmu." kata pohon apel.
 
Kemudian, anak lelaki itu menebang semua dahan dan ranting pohon apel itu dan pergi dengan gembira. Pohon apel itu juga merasa bahagia melihat anak lelaki itu senang, tapi anak lelaki itu tak pernah kembali lagi. Pohon apel itu merasa kesepian dan sedih.
 
Pada suatu musim panas, anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel merasa sangat bersuka cita menyambutnya. "Ayo bermain-main lagi deganku." kata pohon apel.
"Aku sedih," kata anak lelaki itu. "Aku sudah tua dan ingin hidup tenang. Aku ingin pergi berlibur dan berlayar. Maukah kau memberi aku sebuah kapal untuk pesiar?"
"Duh, maaf aku tak punya kapal, tapi kau boleh memotong batang tubuhku dan menggunakannya untuk membuat kapal yang kau mau. Pergilah berlayar dan bersenang-senanglah."
 
Kemudian, anak lelaki itu memotong batang pohon apel itu dan membuat kapal yang diidamkannya. Ia lalu pergi berlayar dan tak pernah lagi datang menemui pohon apel itu.
 
Akhirnya, anak lelaki itu datang lagi setelah bertahun-tahun kemudian.
 
"Maaf, anakku," kata pohon apel itu. "Aku sudah tak memiliki buah apel lagi untukmu."
"Tak apa. Aku pun sudah tak memiliki gigi untuk mengigit buah apelmu." jawab anak lelaki itu.
"Aku juga tak memiliki batang dan dahan yang bisa kau panjat." kata pohon apel.
"Sekarang, aku sudah terlalu tua untuk itu." jawab anak lelaki itu.
"Aku benar-benar tak memiliki apa-apa lagi yang bisa aku berikan padamu. Yang tersisa hanyalah akar-akarku yang sudah tua dan sekarat ini." kata pohon apel itu sambil menitikkan air mata.
"Aku tak memerlukan apa-apa lagi sekarang." kata anak lelaki. "Aku hanya mEmbutuhkan tempat untuk beristirahat. Aku sangat lelah setelah sekian lama meninggalkanmu."
"Oooh, bagus sekali. Tahukah kau, akar-akar pohon tua adalah tempat terbaik untuk berbaring dan beristirahat. Mari, marilah berbaring di pelukan akar-akarku dan beristirahatlah dengan tenang."
 
Anak lelaki itu berbaring di pelukan akar-akar pohon. Pohon apel itu sangat gembira dan tersenyum sambil meneteskan air matanya.
 
Ini adalah cerita tentang kita semua. Pohon apel itu adalah orang tua kita.
Ketika kita muda, kita senang bermain-main dengan ayah dan ibu kita.
 
Ketika kita tumbuh besar, kita meninggalkan mereka, dan hanya datang ketika kita memerlukan sesuatu atau dalam kesulitan.
Tak peduli apa pun, orang tua kita akan selalu ada di sana untuk memberikan apa yang bisa mereka berikan untuk membuat kita bahagia.
Anda mungkin berpikir bahwa anak lelaki itu telah bertindak sangat kasar pada pohon itu, tetapi begitulah cara kita memperlakukan orang tua kita.
Sampaikan pada orang tua kita sekarang, betapa kita mencintainya; dan berterima kasih atas seluruh hidup yang telah dan akan diberikannya pada kita.

22 Maret 2011

Makna Gambaru Bagi Masyarakat Jepang








Tahukah Anda apa arti GAMBARU?.  Gambaru adalah berjuang mati-matian sampai titik darah penghabisan. Pada praktik sehari-hari bangsa Jepang terbiasa dengan
motto gambattekudasai (ayo berjuang lebih lagi), taihen dakedo, isshoni gambarimashoo (saya tau ini sulit, tapi ayo berjuang bersama-sama), motto motto kenkyuu shitekudasai (ayo bikin penelitian lebih dan lebih lagi).

Gambaru itu bukan hanya sekadar berjuang ala kadarnya lalu cepat menyerah dan malas jika bertemu banyak rintangan, ya udahlah….. ya...berhenti aja.
Menurut kamus bahasa jepang sih, gambaru itu artinya : "doko made mo nintai shite doryoku suru" (bertahan sampai kemana pun juga dan berusaha abis-abisan)
Gambaru itu sendiri, terdiri dari dua karakter yaitu karakter "keras" dan "mengencangkan".

Jadi image yang bisa didapat dari paduan karakter ini adalah "mau sesusah apapun itu persoalan yang dihadapi, kita mesti keras dan terus mengencangkan diri sendiri, agar kita bisa menang atas persoalan itu" (maksudnya jangan manja, tapi anggap semua persoalan itu adalah sebuah kewajaran dalam hidup, namanya hidup emang pada dasarnya susah, jadi jangan berharap gampang, pokoknya bagi bangsa Jepang persoalan hidup hanya bisa dihadapi dengan gambaru, titik.).

Gambaru sebagai falsafah hidup bangsa Jepang mulai diperkenalkan sejak balita mulai si anak mengenal bangku sekolah seperti mengenakan baju di musim dingin mesti yang tipis-tipis biar tidak manja terhadap cuaca dingin, Di dalam sekolah tidak boleh pakai kaos kaki karena kalo telapak kaki langsung kena lantai itu baik untuk kesehatan, sakit-sakit sedikit cuma flu atau demam 37 derajat tidak usah bolos sekolah, tetap dihimbau masuk dari pagi sampai sore, dengan alasan, anak akan kuat menghadapi penyakit jika ia melawan penyakitnya itu sendiri. Sehingga anak-anak di Jepang sering mengucapkan gambare! faitoooo! (…. ayo berjuang, ….. ayo fight!). Pokoknya jangan manja sama masalah deh, gambaru sampe titik darah penghabisan it's a must!

Mari kita belajar manakala bangsa Jepang menghadapi 3 musibah sekaligus tsunami, gempa bumi dengan kekuatan 9.0 dan ancama radiasi nuklir akibat kebocoron PLTN di jepang bagian timur.
Wajar jika kemudian pemerintah dan masyarakat jepang panik kebingungan karena bencana ini. Wajar jika mereka kemudian mulai merasa galau, menangis dan tidak tau mesti berbuat apa.

Bahkan untuk skala bencana sebesar ini, rasanya bisa "dimaafkan" jika stasiun-stasiun TV memasang sedikit musik latar ala lagu-lagu ebiet yang mendayu-dayu, mengeksploitasi kesedihan dan membuat video klip tangisan anak negeri yang berisi wajah-wajah korban bencana yang penuh kepiluan dan tatapan kosong tak punya harapan. Bagaimana tidak, tsunami dan gempa bumi ini benar-benar menyapu habis seluruh kehidupan yang mereka miliki. Sangat wajar jika kemudian mereka tidak punya harapan.

Tapi apa yang terjadi pasca bencana mengerikan ini?

Dari hari pertama bencana, TV Jepang tidak memutar lagu-lagu sedih ala ebiet. Tidak ada rekening dompet bencana alam khas televisi atau media Indonesia. Tidak ada Video klip tangisan anak negeri. Tiga unsur itu (lagu ala ebiet, rekening dompet bencana, video klip tangisan anak negeri), sama sekali tidak disiarkan di TV.
Tapi Inilah yang terlihat di stasiun-stasiun TV Jepang pada saat awal kejadian musibah itu datang:

1. Peringatan pemerintah agar setiap warga tetap waspada

2. Himbauan pemerintah agar seluruh warga jepang bahu membahu menghadapi bencana (termasuk permintaan untuk menghemat listrik agar warga di wilayah tokyo dan tohoku tak lama-lama terkena mati lampu)

3. Permintaan maaf dari pemerintah karena terpaksa harus melakukan pemadaman listrik terencana

4. Tips-tips menghadapi bencana alam

5. nomor telepon call centre bencana alam yang bisa dihubungi 24 jam

6. Pengiriman tim SAR dari setiap perfektur menuju daerah-daerah yang terkena bencana

7. Potret warga dan pemerintah yang bahu membahu menyelamatkan warga yang terkena bencana
8. Pengobaran semangat dari pemerintah yang dibawakan dengan gaya tenang dan tidak emosional : mari berjuang sama-sama menghadapi bencana, mari kita hadapi (government official pake kata norikoeru, yang kalo diterjemahkan secara harafiah : menaiki dan melewati) dengan sepenuh hati

9. Potret para warga yang terkena bencana, yang saling menyemangati :

Suatu ketika ada yang sedang mencari istrinya, dan sudah lama tidak bertemu, air mukanya sudah terlihat galau dan putus asa, tapi tetap tenang dan tidak emosional, seorang nenek-nenek menyemangatinya di tempat pengungsian : gambatte sagasoo! kitto mitsukaru kara. Akiramenai de (ayo kita berjuang cari istri kamu. Pasti ketemu. Jangan menyerah)

Ini negeri yang luar biasa, dengan sumber daya alamnya yang sangat terbatas, negeri yang alamnya keras, tapi bisa maju dan punya mental sekuat baja, karena : falsafah gambaru-nya itu. Dan, gambaru sudah lebih dari cukup untuk menghadapi segala persoalan dalam hidup.

Gambatte Sagasoo!


11 Maret 2011

Kebenaran, Kebaikan, Kegunaan



Di Yunani kuno, Socrates terkenal memiliki pengetahuan yang tinggi dan sangat terhormat.
Suatu hari seorang kenalannya bertemu denga filsuf besar itu dan berkata, "Tahukah Anda apa yang saya dengar tentang teman Anda?"

"Tunggu sebentar," Socrates menjawab. "Sebelum Anda menceritakan apapun pada saya, saya akan memberikan suatu test sederhana yang disebut Triple Filter Test.

Filter petama adalah KEBENARAN.

"Apakah Anda yakin bahwa apa yang akan Anda katakan pada saya itu benar?"

"Tidak," jawab orang itu, "Sebenarnya saya HANYA MENDENGAR tentang itu."

"Baik," kata Socrates. "Jadi Anda tidak yakin itu benar. Baiklah sekarang saya berikan filter yang kedua.

Filter ke 2, KEBAIKAN.

Apakah yang akan Anda katakan tentang teman saya itu sesuatu yang baik?"

"Tidak, malah sebaliknya..."

"Jadi," Socrates melanjutkan, "Anda akan menceritakan sesuatu yang buruk tentang dia, tetapi Anda dan anda tidak yakin apakah itu benar. Anda masih memiliki satu kesempatan lagi, masih ada satu filter lagi, yaitu filter ke 3.

Filter ke 3, KEGUNAAN.

Apakah yang akan Anda katakan pada saya tentang teman saya itu berguna bagi saya?"

"Tidak, sama sekali tidak."

"Jadi," Socrates menyimpulkannya, "bila Anda ingin menceritakan sesuatu yang belum tentu benar, bukan tentang kebaikan,dan bahkan tidak berguna, mengapa Anda harus menceritakan itu kepada saya?"

Itulah mengapa Socrates dianggap filsuf besar dan sangat terhormat.

Nah sahabat, gunakan triple filter test setiap kali Anda mendengar sesuatu tentang kawan anda. Jika bukan KEBENARAN, bukan KEBAIKAN, dan tidak ada KEGUNAAN positif, tidak perlu anda terima. Dan apabila anda terlanjur mendengarnya, jangan sampaikan, dan jangan menyakiti hati orang lain.

10 Maret 2011

Biarkan Terus Berjuang ......


Suatu hari  ada seorang anak laki-laki sedang memperhatikan sebuah kepompong..
Ternyata didalamnya ada seekor ulat kecil yang akan berubah menjadi  kupu-kupu  yang sedang berjuang untuk melepaskan diri dari dalam kepompong dan kelihatannya sangat kesulitan......

Si anak tersebut merasa kasihan dan berpikir cara untuk membantu si kupu-kupu agar bisa keluar dengan mudah.

Akhirnya si anak tadi menemukan ide dan segera mengambil gunting kecil  dan perlahan-lahan membantu memotong kepompong agar kupu-kupu bisa segera keluar dari sana.  Alangkah senang dan leganya si anak tsb, ketika melihat bayi kupu-kupu keluar perlahan-lahan sekali....

Tetapi apa yang terjadi ???  Si kupu-kupu memang bisa keluar dari sana, tetapi setelah berada diluar beberapa saat dia  tidak dapat terbang dan hanya dapat merayap.

Apa sebabnya???  Ternyata  apabila seekor kupu-kupu sedang berjuang untuk  dari kepompongnya ,  pada saat dia mengerahkan seluruh tenaganya,ada cairan didalam tubuhnya yang mengalir dengan kuat ke seluruh tubuhnya yg  membuat sayapnya bisa mengembang .......

Namun dalam kisah ini  karena  tidak ada perjuangan  maka sayapnya tidak mendapatkan cairan untuk dapat  mengembang sehingga jadilah  ia seekor kupu-kupu yang hanya dapat  merayap.

Sahabat  niat baik anak tersebut belum tentu menghasilkan sesuatu yg baik. Sama seperti pada saat kita mendidik orang lain.  Kadangkala kita sering membantu mereka terlalu banyak...... karena  kasihan atau rasa sayang, tapi  sebenarnya malah membuat mereka tidak mandiri, dan kurang bertanggung-jawab...semua biasa dilayani....

Membuat potensi dalam dirinya tidak berkembang. Memandulkan kreativitas, karena kita tidak tega melihat mereka mengalami kesulitan,  yang sebenarnya jika mereka berhasil melewatinya, justru menjadi KUAT.

Demikian juga pada saat kita harus berjuang menghadapi sesuatu, jangan mengharapkan bantuan orang lain,berjuanglah dahulu dengan mengerahkan segala kemampuanmu.

Karena hidup penuh dgn PERJUANGAN maka janganlah mudah menyerah, kecewa dan menyalahkan situasi ketahuilah terkadang situasilah yang justru mendewasakan kita !

22 Februari 2011

Tetaplah Berbuat Baik ....



Bila engkau baik hati, bisa saja orang lain menuduhmu punya pamrih ;
tapi bagaimanapun, berbaik hatilah.

Bila engkau jujur dan terbuka, mungkin saja orang lain akan menipumu;
tapi bagaimanapun, jujur dan terbukalah.

Bila engkau mendapat ketenangan dan kebahagiaan, mungkin saja orang lain jadi iri;
tapi bagaimanapun, berbahagialah.

Bila engkau sukses, engkau akan mendapat beberapa teman palsu, dan beberapa sahabat sejati;
tapi bagaimanapun, jadilah sukses.

Apapun yang engkau bangun selama bertahun-tahun bisa jadi akan dihancurkan orang lain hanya
dalam satu malam; tapi bagaimanapun, bangunlah dan teruslah berkarya.

Kebaikan yang engkau lakukan hari ini, mungkin saja besok sudah dilupakan orang;
tapi bagaimanapun, teruslah berbuat baik.

Bagaimanapun, berikan yang terbaik dari dirimu sebaik-baik yang dapat engkau lakukan.

Pada akhirnya, engkau akan tahu bahwa ini adalah urusan antara engkau dan Tuhanmu,
Bukan urusan antara engkau dan mereka.

(Teresa/Nobel Prize Winner For Peace 1979)

18 Februari 2011

Nikmatilah Kebosanan



Di tengah perbincangan seorang pria muda kepada seorang  renta nan yang bijak.
pria muda :"Sebenarnya apa itu perasaan 'bosan', pak?"


sang bijak   :"Bosan adalah keadaan dimana pikiran menginginkan perubahan,mendambakan sesuatu yang baru, dan menginginkan berhentinya rutinitas hidup dan keadaan yang monoton dari waktu ke waktu."

pria muda :"Kenapa kita merasa bosan?"

sang bijak  :"Karena kita tidak pernah merasa puas dengan apa yang kita miliki."

pria muda :"Bagaimana menghilangkan kebosanan?"

sang bijak :"Hanya ada satu cara, nikmatilah kebosanan itu, maka kita pun akan terbebas darinya."

pria muda :"Bagaimana mungkin bisa menikmati kebosanan?"

sang bijak  :"Bertanyalah pada dirimu sendiri: mengapa kamu tidak pernah bosan makan nasi yang sama rasanya setiap hari?"

pria muda :"Karena kita makan nasi dengan lauk dan sayur yang berbeda, Pak ."

sang bijak   :"Benar sekali, anakku, tambahkan sesuatu yang baru dalam rutinitasmu maka kebosanan pun akan hilang."

pria muda : "Bagaimana menambahkan hal baru dalam rutinitas?"

sang bijak  :"Ubahlah caramu melakukan rutinitas itu. Kalau biasanya menulis sambil duduk, cobalah menulis sambil jongkok atau berbaring. Kalau biasanya membaca di kursi, cobalah membaca sambil berjalan-jalan atau meloncat-loncat. Kalau biasanya menelpon dengan tangan kanan, cobalah dengan tangan kiri atau dengan kaki kalau bisa. Dan seterusnya." Lalu Tamu itu pun pergi.

Beberapa hari kemudian pria muda itu mengunjungi Sang Bijak  lagi.

pria muda  :"Pak tua, saya sudah melakukan apa yang Anda sarankan, kenapa saya masih merasa bosan juga?"
sang bijak :"Coba lakukan sesuatu yang bersifat kekanak-kanakan."
pria muda  :"Contohnya?"
sang bijak :"Mainkan permainan yang paling kamu senangi di waktu kecil dulu." Lalu Tamu itu pun pergi.

Beberapa minggu kemudian, pria muda  itu datang lagi ke rumah sang bijak.....

pria muda :"Pak, saya melakukan apa yang Anda sarankan. Di setiap waktu senggang saya bermain sepuas-puasnya semua permainan anak-anak yang saya senangi dulu. Dan keajaiban pun terjadi. Sampai sekarang saya tidak pernah merasa bosan lagi, meskipun di saat saya melakukan hal-hal yang dulu pernah saya anggap membosankan. Kenapa bisa demikian, Pak?"

Sambil tersenyum sang bijak  berkata: "Karena segala sesuatu sebenarnya berasal dari pikiranmu sendiri, anakku. Kebosanan itu pun berasal dari pikiranmu yang berpikir tentang kebosanan. Saya menyuruhmu bermain seperti anak kecil agar pikiranmu menjadi ceria. Sekarang kamu tidak merasa bosan lagi karena pikiranmu tentang keceriaan berhasil mengalahkan pikiranmu tentang kebosanan. Segala sesuatu berasal dari pikiran. Berpikir bosan menyebabkan kau bosan. Berpikir ceria menjadikan kamu ceria."