Semoga kata yang terserak bisa menjadi secercah cahaya bagi jiwa yang haus makna, dan rentetan kisah bisa menjadi nasihat bagi para pencari kebenaran. Semoga persembahan kecil ini bisa menjadi inspirasi bagi insan yang sedang tumbuh bersiap dan senantiasa berbenah bagi kehidupan yang lebih baik.
22 Februari 2011
Tetaplah Berbuat Baik ....
Bila engkau baik hati, bisa saja orang lain menuduhmu punya pamrih ;
tapi bagaimanapun, berbaik hatilah.
Bila engkau jujur dan terbuka, mungkin saja orang lain akan menipumu;
tapi bagaimanapun, jujur dan terbukalah.
Bila engkau mendapat ketenangan dan kebahagiaan, mungkin saja orang lain jadi iri;
tapi bagaimanapun, berbahagialah.
Bila engkau sukses, engkau akan mendapat beberapa teman palsu, dan beberapa sahabat sejati;
tapi bagaimanapun, jadilah sukses.
Apapun yang engkau bangun selama bertahun-tahun bisa jadi akan dihancurkan orang lain hanya
dalam satu malam; tapi bagaimanapun, bangunlah dan teruslah berkarya.
Kebaikan yang engkau lakukan hari ini, mungkin saja besok sudah dilupakan orang;
tapi bagaimanapun, teruslah berbuat baik.
Bagaimanapun, berikan yang terbaik dari dirimu sebaik-baik yang dapat engkau lakukan.
Pada akhirnya, engkau akan tahu bahwa ini adalah urusan antara engkau dan Tuhanmu,
Bukan urusan antara engkau dan mereka.
(Teresa/Nobel Prize Winner For Peace 1979)
18 Februari 2011
Nikmatilah Kebosanan
Di tengah perbincangan seorang pria muda kepada seorang renta nan yang bijak.
pria muda :"Sebenarnya apa itu perasaan 'bosan', pak?"
sang bijak :"Bosan adalah keadaan dimana pikiran menginginkan perubahan,mendambakan sesuatu yang baru, dan menginginkan berhentinya rutinitas hidup dan keadaan yang monoton dari waktu ke waktu."
pria muda :"Kenapa kita merasa bosan?"
sang bijak :"Karena kita tidak pernah merasa puas dengan apa yang kita miliki."
pria muda :"Bagaimana menghilangkan kebosanan?"
sang bijak :"Hanya ada satu cara, nikmatilah kebosanan itu, maka kita pun akan terbebas darinya."
pria muda :"Bagaimana mungkin bisa menikmati kebosanan?"
sang bijak :"Bertanyalah pada dirimu sendiri: mengapa kamu tidak pernah bosan makan nasi yang sama rasanya setiap hari?"
pria muda :"Karena kita makan nasi dengan lauk dan sayur yang berbeda, Pak ."
sang bijak :"Benar sekali, anakku, tambahkan sesuatu yang baru dalam rutinitasmu maka kebosanan pun akan hilang."
pria muda : "Bagaimana menambahkan hal baru dalam rutinitas?"
sang bijak :"Ubahlah caramu melakukan rutinitas itu. Kalau biasanya menulis sambil duduk, cobalah menulis sambil jongkok atau berbaring. Kalau biasanya membaca di kursi, cobalah membaca sambil berjalan-jalan atau meloncat-loncat. Kalau biasanya menelpon dengan tangan kanan, cobalah dengan tangan kiri atau dengan kaki kalau bisa. Dan seterusnya." Lalu Tamu itu pun pergi.
Beberapa hari kemudian pria muda itu mengunjungi Sang Bijak lagi.
pria muda :"Pak tua, saya sudah melakukan apa yang Anda sarankan, kenapa saya masih merasa bosan juga?"
sang bijak :"Coba lakukan sesuatu yang bersifat kekanak-kanakan."
pria muda :"Contohnya?"
sang bijak :"Mainkan permainan yang paling kamu senangi di waktu kecil dulu." Lalu Tamu itu pun pergi.
Beberapa minggu kemudian, pria muda itu datang lagi ke rumah sang bijak.....
pria muda :"Pak, saya melakukan apa yang Anda sarankan. Di setiap waktu senggang saya bermain sepuas-puasnya semua permainan anak-anak yang saya senangi dulu. Dan keajaiban pun terjadi. Sampai sekarang saya tidak pernah merasa bosan lagi, meskipun di saat saya melakukan hal-hal yang dulu pernah saya anggap membosankan. Kenapa bisa demikian, Pak?"
Sambil tersenyum sang bijak berkata: "Karena segala sesuatu sebenarnya berasal dari pikiranmu sendiri, anakku. Kebosanan itu pun berasal dari pikiranmu yang berpikir tentang kebosanan. Saya menyuruhmu bermain seperti anak kecil agar pikiranmu menjadi ceria. Sekarang kamu tidak merasa bosan lagi karena pikiranmu tentang keceriaan berhasil mengalahkan pikiranmu tentang kebosanan. Segala sesuatu berasal dari pikiran. Berpikir bosan menyebabkan kau bosan. Berpikir ceria menjadikan kamu ceria."
15 Februari 2011
RENUNGAN MALAM
Pernahkah anda menatap orang-orang terdekat anda saat ia tidur?
Kalau belum, cobalah sekali saja menatap mereka saat sedang tidur. Saat itu yang tampak adalah ekspresi paling wajar dan paling jujur dari seseorang.
Seorang artis yang ketika di panggung begitu cantik dan gemerlap pun bisa jadi akan tampak polos dan jauh berbeda jika ia sedang tidur. Orang paling kejam di dunia pun jika tidur, sudah tak akan tampak wajah bengisnya.
Perhatikanlah ayah anda saat beliau sedang tidur.Sadarilah, betapa badan yang dulu kekar dan gagah itu kini semakin tua dan ringkih, betapa rambut-rambut putih mulai menghiasi kepalanya, betapa kerut merut mulai terpahat di wajahnya. Orang inilah yang rela melakukan apa saja asal perut kita kenyang dan pendidikan kita lancar.
Sekarang, beralihlah ke ibu anda. Hmm....kulitnya mulai keriput dan tangan yang dulu halus membelai-belai tubuh waktu kita bayi itu kini kasar karena terpaan hidup yang keras. Orang inilah yang tiap hari mengurus kebutuhan kita. Orang inilah yang paling rajin mengingatkan dan mengomeli kita, semata-mata karena rasa kasih dan sayangnya itu sering kita salah artikan.
Cobalah menatap wajah orang-orang tercinta itu....ayah, ibu, suami, istri, kakak, adik, anak, sahabat...semuanya orang - orang yang tercinta. Rasakan energi cinta yang mengalir pelan-pelan saat menatap wajah lugu yang terlelap itu...... Rasakan getaran cinta yang mengalir deras ketika mengingat betapa banyaknya pengorbanan yang telah di lakukan orang-orang itu untuk kebahagiaan anda. Pengorbanan yang kadang tertutupi oleh kesalah pahaman kecil yang entah kenapa selalu saja nampak besar
Secara ajaib Allah SWT mengatur agar pengorbanan itu bisa tampak lagi melalui wajah- wajah jujur mereka saat sedang tidur. Pengorbanan yang kadang melelahkan namun enggan mereka ungkapkan. Dan ekspresi wajah ketika tidur pun mengungkapkan segalanya, tanpa kata, tanpa suara dia berkata : " Betapa lelahnya aku hari ini" dan apa penyebab lelah itu ?.......juga untuk siapa dia berlelah-lelah ? Tak lain adalah suami yang bekerja keras mencari nafkah dan istri yang bekerja mengurus, mendidik anak-anak juga mengurus rumah.
Kakak, adik, anak, dan sahabat yang telah melewatkan hari-hari suka dan duka bersama kita.
Renungan untuk kita semua...
Resapilah kenangan manis dan pahit yang pernah terjadi dengan menatap wajah-wajah mereka nanti malam.....rasakan betapa kebahagian dan keharuan seketika membuncah jika mengingat itu semua...........
Bayangkan apa yang akan terjadi jika esok hari mereka "orang-orang terkasih itu tak membuka matanya..selamanya!"
Langganan:
Postingan (Atom)