Kisah ini tentang seorang raja dan sesendok madu. Alkisah, pada suatu ketika seorang raja ingin menguji kesadaran warganya. Raja memerintahkan agar setiap orang, pada suatu malam yang telah ditetapkan, membawa sesendok madu untuk dituangkan dalam sebuah bejana yang telah disediakan di puncak bukit ditengah kota. Seluruh warga kota pun memahami benar perintah tersebut dan menyatakan kesediaan mereka untuk melaksanakannya.
Tetapi dalam pikiran seorang warga kota bernama Fulan terlintas suatu cara untuk mengelak, “Aku akan membawa sesendok penuh, tetapi bukan madu. Aku akan membawa air dan Kegelapan malam akan melindungi dari pandangan mata seseorang. Sesendok airpun tidak akan mempengaruhi bejana yang kelak akan diisi madu oleh seluruh warga kota.”
Tibalah waktu yang telah ditetapkan. Apa yang kemudian terjadi? Seluruh bejana ternyata penuh dengan air. Rupanya semua warga kota berpikiran sama dengan si Fulan. Mereka mengharapkan warga kota yang lain membawa madu sambil membebaskan diri dari tanggung jawab.
Terkait dengan nasihat Mayke maka “Mulailah dari dirimu sendiri ” adalah nasihat yang baik. Setiap orang adalah pemimpin dan bertanggung jawab atas yang dipimpinnya, ini berarti bahwa setiap orang harus tampil terlebih dahulu. Sang Raja tidak hanya memerintah tapi harus tampil memberi contoh untuk mengisi madu dengan sendoknya terlebih dahulu dan rakyatnya dengan penuh kesadaran bertanggung jawab terhadap komitmennya terhadap kerajaan memberikan yang terbaik untuk sang Raja. Sikap mental demikianlah yang dapat menjadikan bejana sang Raja penuh dengan madu bukan air, apalagi racun.
Semoga kata yang terserak bisa menjadi secercah cahaya bagi jiwa yang haus makna, dan rentetan kisah bisa menjadi nasihat bagi para pencari kebenaran. Semoga persembahan kecil ini bisa menjadi inspirasi bagi insan yang sedang tumbuh bersiap dan senantiasa berbenah bagi kehidupan yang lebih baik.
28 Mei 2009
KISAH SESENDOK MADU
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar